Islam di Sri Lanka
Sri
Lanka, Ceylon, Sailan, Lankadwipa atau orang Sri Lanka terbiasa
menyebut negeri mereka sebagai “Lanka” saja. Adalah negara pulau yang terletak
di samudera Hindia di lepas pantai tenggara India. Pulau Sri Lanka bila
dilihat di peta, bentuknya tampak mirip seperti buah pear ini sejak tahun
1982 memindahkan ibukota negaranya dari Kolombo ke Sri Jayawardenapura atau
Kotte, meski beberapa negara tetap mempertahankan kantor perwakilan mereka di
Kolombo, termasuk KBRI untuk Srilangka & Maladewa, yang berada di
sarana road, Kolombo, berseberangan dengan komplek Bandaranaike Center For
Internationan Studies (BCIS). Srilangka dikenal dunia
internasional sebagai negara pertama yang dipimpin oleh seorang wanita ketika
Sirimavo Bandarnaike menempati jabatan sebagai perdana menteri untuk masa
jabatan pertama di tahun 1960-1965. Sri Lanka memiliki keterkaitan
sejarah yang cukup erat dengan Indonesia, meski media
di Indonesia sangat jarang memberitakan negara ini.
Antara Indonesia dan Sri Lanka
75%
penduduk Sri Langka ber-etnis Shinhala yang beragama Budha. Kerajaan
kerajaan Budha di Indonesia pada masa lalu bermula dari ajaran Budha yang
dibawa masuk ke Indonesia dari kerajaan kerajaan Budha di Sri Langka,
dan kerajaan kerajaan tersebut memilki keterkaitan sejarah satu dengan lainnya.
Sri Langka dan Indonesia juga pernah sama sama pada masa yang sama dijajah
oleh Belanda. Penjajah Belanda kala itu menjadikan Sri Lanka sebagai
tempat pengasingan atau lebih tepatnya disebut sebagai tempat pembuangan para
pejuang kemerdekaan di saat Indonesia masih berupa Kerajaan Kerajaan dan
Kesultanan yang tersebar dari Papua hingga Aceh.
Sri
Lanka adalah salah satu Negara yang turut aktif dalam Konfrensi Asia
Afrika (KAA) di Bandung tahun 1955. John Kotelawala (1897-1980),
Perdana Menteri Sri Lanka ke-3 menyelenggarakan konfrensi Kolombo tahun
1954 yang menjadi titik awal penyelenggaraan KAA di Bandung.
Sri
Lanka pernah menjadi buah bibir di tanah air ketika terjadi dua
kali kecelakaan penerbangan pengangkut calon jemaah haji Indonesia tahun
1974 dan 1978 menewaskan ratusan penumpangnya, kecelakaan pesawat di Sri
Lanka tersebut menjadi kecelakaan penerbangan terburuk yang pernah
terjadi. Tahun 2004 lalu Sri Lanka kembali muncul di berbagai media tanah
air ketika terjadi gempa bumi samudera hindia pada tanggal 26 Desember
2004, Gelombang tsunami akibat gempa tersebut menghancurkan Aceh dan Sumatera
Utara, juga meluluhlantakkan wilayah pantai timur dan selatan Sri Lanka.
Lebih dari 30 ribu rakyat Sri Lanka tewas dalam bencana
tersebut.
Ada Jejak Indonesia di Masjid Masjid Sri Lanka
Tahukah
anda, ada jejak Indonesia di masjid masjid Sri Lanka. Muslim Indonesia
yang dibuang ke Sri Lanka di masa lalu oleh penjajah Belanda telah
berkontribusi bagi syiar Islam disana. Masjid Agung Kolombo yang berdiri
kokoh di pusat kota Kolombo dirancang dan dibangun oleh bangsawan Bugis
dari Goa. Masjid Jum’ah Wekande di kawasan Slave Island, Kolombo selatan
merupakan wakaf dari Ulama Jawa, Masjid Militer Melayu di Java Lane Kolombo dibangun
dengan dana pensiun Resimen Melayu di Kolombo, begitu pula halnya dengan Masjid
Melayu di Kota Kurunegala dan Masjid Akbar di Kolombo yang dibangun
oleh Inggris untuk Resimen Melayu yang bertugas disana. Masih ada sederet masjid
yang memiliki keterkaitan dengan Indonesia di Sri Lanka. Bila mencermati
sejarah masjid masjid tua Sri Lanka, kita akan menemukan nama nama melayu pada
daftar nama pendirinya. Masjid masjid tersebut beberapa diantaranya akan di
ulas dalam artikel ini.
Peta
sebaran etnis etnis di Sri Lanka etnis Islam ditandai dengan lambang bulan sabit
Islam di Sri Lanka
Tahun
1980 pemerintah Sri Lanka membentuk Departemen Urusan Agama dan
Budaya Islam, khusus menangani kepentingan muslim Sri Lanka, juga
merupakan sikap tegas pemerintah Sri Lanka terhadap usaha Etnis Tamil
yang berupaya menjadikan Muslim Sri Lanka sebagai bagian dari Etnis
Tamil. Pemerintah Sri Lanka yang dikuasai oleh Etnis Shinhala menentang
usaha tersebut dan tetap menjadikan umat Islam disana sebagai ‘etnis muslim’
dengan identitas-nya sendiri. Selain Muslim Suni (mazhaf Syafi’I dan Hanafi)
serta komunitas kecil Shiah, Komunitas Ahmadiyah di Sri Lanka sudah
berdiri sejak tahun 1915,namun muslim Sri Lankamenganggap Ahmadiyah
bukan bagian dari Islam.
Saat
ini ada sekitar 5000 masjid di Sri Lanka yang senantiasa
berkoordinasi dengan Departemen urusan agama dan Budaya Islam Sri Lanka. Selain
masjid, ada sekitar 749 sekolah Islam dan 205 madrasah di Sri Lanka yang
mengajarkan pendidikan Islam, salah satu sekolah Islam ternama di Sri
Lanka adalah Zahira College di Kolombo. Zahira Collegge merupakan
sekolah Islam pertama di Sri Lanka, dibangun pada tahun 1892 oleh tokoh
muslim Sri Lanka I. L. M. Abdul Aziz dan Arasi Marikar Wapchie
Marikar dengan bantuan dana dari Ahmed Orabi Pasha. Awalnya sekolah
ini merupakan Madrasah bernama Al Madrasathul Zahira dan kini menjadi sekolah
Islam terbesar dengan siswanya mencapai 4000 orang dan merupakan
salah satu sekolah paling bergengsi di Sri Lanka. Di dalam
komplek sekolah ini terdapat masjid tertua di Sri Lanka, yang masih eksis
hingga kini. Muslim Sri Lanka juga memilki universitas Islam di
Beruwala (Jamiya Naleemiya).
Sejarah Islam di Sri Lanka
75%
penduduk Sri Lanka ber-etnis Sinhala yang beragama Budha, di-ikuti etnis
Tamil yang beragama Hindu, sedangkan Islam merupakan agama
minoritas kedua dengan jumlah penganut sekitar 7% ~ 10%
dari keseluruhan penduduk Sri Lanka, Berdasarkan sensus tahun 2001 yang
diselenggarakan oleh GOSL menunjukkan bahwa ada 1,711,000 muslim di Sri
Lanka yang terdiri dari tiga etnis yaitu (1) Moor Sri Lanka,
(2) Muslim India dan (3) muslim Melayu. Masing masing memilki
sejarah dan tradisi mereka sendiri. Angka tersebut menurut beberapa
pihak lebih kecil dari angka sesungguhnya yang diperkirakan mencapai 10%.
salah
satu nama jalan di kota Kolombo
Java Lane. Java di nama jalan tersebut
memang merujuk kepada kata Jawa.
Java Lane. Java di nama jalan tersebut
memang merujuk kepada kata Jawa.
Etnis
Moor Sri Lanka, merupakan etnis muslim terbesar sekitar 92% dari
keseluruhan muslim disana, disusul oleh etnis melayu sekitar 5% dan etnis
India. Masyarakat dan pemerintah, menyebut semua etnis muslim
tersebut dalam satu kesatuan sebagai “etnis Muslim” secara khusus ditujukan
kepada muslim Moor Sri Lanka. Yang lebih menarik adalah etnis
Shinhala yang beragam Islam pun turut disebut sebagai “Etnis Muslim”.
Muslim Moor Sri Lanka
Islam
masuk ke Sri Lanka di mulai di abad ke 8 Masehi dibawa oleh para
pedagang pedagang Arab, sejak itu Islam mulai berkembang di Sri Lanka.
Sejarawan Islam Ibnu Batutah pernah menyinggahi pelabuhan Kolombo di
abad ke 14M dan menulis dalam catatannya tentang Kolombo yang disebutnya
sebagai Kalanpu. Di abad ke 15M pedagang arab sudah menguasai jalur perdagangan
di kawasan samudera hindia termasuk Sri Lanka. Banyak diantara mereka yang
kemudian menetap disana dan turut memperkuat syiar Islam.
Tahun
1505 penjelajah Portugis dibawah pimpinan Lourenco de Almeida mulai
masuk ke Sri Lanka, lalu membuat perjanjian dagang dengan raja Kotte
Parakramabahu VIII (1484–1508), namun kemudian berubah menjadi penjajahan
Portugis atas Sri Lanka, ummat Islam mulai ditindas, termasuk dipaksa
untuk pindah ke pedalaman dan pantai timur Sri Lanka. Portugis yang secara
tradisi memusuhi muslim Moor (Maroko) tetangganya di Afrika, kemudian
menyamaratakan semua muslim yang ditemuinya sebagai musuh dan menyebutnya
dengan sebutan Moor atau Moro, terutama kepada muslim arab. Itu sebabnya
Portugis juga menyebut semua muslim Arab di Sri Lanka dengan sebutan
Moor. Sebutan itu menjadi satu nama yang terwariskan hingga kini di Sri
Lanka.
Muslim yang
tinggal di kawasan Pettah membangun sebuah masjid yang sangat impresif
dengan rancangan unik mirip sebuah bangunan istana gula gula dengan warnanya
yang berlapis lapis merah dan putih seperti kue lapis. Masjid ini begitu
terkenal di kota Kolombo sampai sampai disebut sebagai Landmark nya kota Kolombo sejak
selesai dibangun tahun 1909 hingga kini. Masjid tersebut terkenal dengan Masjid
Jami Ul Alfar di Pettah Salah satu warisan budaya Islam di Kolombo.
(foto
wikipedia) nama masjid Pettah atau Saman Kotai, aslinya bernama
Masjid Jami Ul Alfar.
Muslim India - Sri Lanka
Muslim
India pertama kali masuk ke Sri Lanka di masa
penjajahan Portugis lalu gelombang berikutnya masuk di masa penjajahan Inggris
(saat itu India juga dibawah jajahan Inggris). Yang paling dikenal adalah
muslim dari Pakistan dan India selatan yang memperkenalkan mazhab Hanafi dan
Syiah. Mereka masuk ke Sri Lanka untuk mencari peluang
usaha. Mayoritas muslim India berasal dari Tamil Nadu dan Kerala (Kerala
terkenal dengan Masjid Jami’ Cheraman, masjid pertama di India, sudah
pernah di ulas dalam posting sebelumnya di blog ini).
Sedangkan
muslim Memon berasal dari Sindh (kini masuk ke dalam wilayah Pakistan). Tahun
1980 jumlah muslim India di Sri Lanka ada sekitar 3000 jiwa, mereka
juga muslim suni, mengikuti mazhab Hanafi. Salah satu masjid warisan dari
muslim India di Sri Lanka adalah masjid Al Jami ul Azhar Jumma Mosquedi
kota Kurunegala. Masjid Muslim India ini cukup besar dan indah, kini menjadi
masjid Jami’ nya kota Kurunegala, Letaknya tak jauh dari Masjid Jum’ah
Melayu Kurunegala.
Muslim Melayu Sri Lanka
Di
abad ke 18, Muslim Melayu dari Indonesia dan Malaysia masuk ke
Sri Lanka, dibawa oleh penguasa Belanda. Kala
itu baik Indonesia, Malaysia dan Sri Lanka sama-sama dibawah
penjajahan Belanda. Muslim melayu yang masuk ke Sri Lanka merupakan
tentara resimen melayu bentukan Belanda untuk ditempatkan di Sri
Lanka dan para tahanan Politik dari Indonesia yang dibuang ke
sana. Muslim dari Indonesia terdiri dari para bangsawan, tokoh
masyarakat, ulama beserta keluarganya yang menentang penjajahan
Belanda.
Ada
sekitar 50 ribu jiwa keturunan mereka kini yang di Sri Lanka, mereka
mengadaptasi beberapa tradisi Moor Sri Lanka namun tetap
mempertahankan tradisi melayu termasuk penggunaan Bahasa Melayu di
lingkungan mereka sendiri hingga kini. Sama seperti di Indonesia dan
Malaysia, muslim melayu Sri Lanka merupakan muslim sunni dan
berpegang pada mazhab Safi’i. Berikut ini beberapa masjid di Sri
Lanka yang memiliki ‘keterkaitan’ dengan Melayu Indonesia dan
Malaysia.
Masjid Agung Kolombo.
Masjid Agung Kolombo.
Ketika
Portugis datang ke Sri Lanka tahun 1505, Masjid Agung Kolombo sudah
berdiri di lokasinya yang sekaran, meski tak ada catatan pasti kapan pertama
kali masjid tersebut dibangun. Portugis kemudian malah menjadikan Sri Lanka
sebagai wilayah jajahan. Tahun 1520 Raja Vijaya Bahu menyerbu benteng
Portugis, namun tentara Portugis yang unggul persenjataan dan teknik perang,
berhasil memukul mundur pasukan Raja Vijaya Bahu. Tak sampai disitu, Portugis
bahkan membumihanguskan kota Kolombo berikut Masjid Agung-nya hingga rata
dengan tanah. Ummat Islam sempat mengalami masa masa sulit, sebagian besar
terusir dari kota Kolombo. 24 tahun setelah itu (tahun 1524) sebuah masjid baru
dengan ukuran lebih kecil kembali dibangun persis di lokasi asli masjid
sebelumnya.
Masjid
Agung Kolombo, dibangun oleh Muhammad Balang Kaya, putra
dari Hulu Balang Kaya, Bangsawan dari Goa Sulawesi Selatan.
(foto dari Panoramio)
dari Hulu Balang Kaya, Bangsawan dari Goa Sulawesi Selatan.
(foto dari Panoramio)
Tahun
1658 giliran Belanda yang berkuasa di Sri Lanka dan menjadikan wilayah jajahan
barunya itu sebagai tempat pembuangan para pejuang kemerdekaan Indonesia. Tokoh
tokoh istana dan kalangan ningrat hingga alim ulama yang menentang penjajahan
Belanda ditangkap dan dibuang ke Sri Lanka. Di tahun 1790 tercatat 176 orang
tahanan politik yang terdiri dari 23 keluarga dari Indonesia, tiba di Kolombo.
Diantara 23 keluarga tersebut terdapat Sultan Goa - Sulawesi Selatan yang
bernama Raja Gusman Usman dan seorang pejabat menterinya
bernama Hulu Balang Kaya, mereka semua tinggal di kawasan Moor Street,
tempat dimana Masjid Agung Kolombo berada. Hulu Balang Kaya memiliki
putra bernama Muhammad Balang Kaya. Dan Tuan Bagoos Krawan
Balangkaya.
Ketika
Inggris berkuasa di Sri Lanka (1796-1948), Masjid Agung Kolombo yang kecil itu
sudah benar benar tak mampu lagi menampung jemaah. Muhammad Balang
Kaya yang merupakan seorang arsitek otodidak, kemudian merancang sendiri
sekaligus membangun masjid Agung Kolombo dengan dananya sendiri bersama teman
teman bisnisnya dari kalangan Muslim Moor. Tahun 1826 Masjid Agung Kolombo
selesai dibangun dalam bentuk nya saat ini. Gubernur Inggris di Sri
Lanka Letnan Jenderal Sir Edward Barnes, GCB, datang
berkunjung ke masjid ini memuji hasil kerja Muhammad Balang Kaya yang
luar biasa di masjid tersebut.
Tuan
Bagoos Krawan Balangkaya Putra bungsu dari Muhammad Balangkayalahir
pada hari selasa, 21 Rajab 1243H / 28 January
1827. Adalah seorang cendekiawan muslim yang kemudan ketika dewasa
menempati posisi sebagai Khalifah di Kolombo. Tuan Bagoos Krawan
Balangkaya merupakan salah satu tokoh terkemuka Muslim Melayu yang
bermakam di pemakaman Muslim Masjid Agung Kolombo.
Wekande Jummah Masjid (Masjid Jum’ah Wekande)
Wekande
Jummah Masjid atau Masjid Jum’ah Wekande adalah salah satu masjid tertua dan
terbesar di Kolombo dan Sri Lanka. Masjid ini berada di Wekande Jumma
Masjid Road, Slave Island kota Kolombo. Disebut Slave Island, karena
memang daerah ini dulunya adalah tempat bermukimnya kaum budak dari Afrika yang
dibawa oleh penjajah Portugis dan Belanda ke Sri Lanka. Slave Island juga
bukanlah sebuah pulau dalam arti sebenarnya. Disebut Island karena sebagian
besar daerah ini menjorok ke tengah danau Beira di sebelah selatan Benteng
Kolombo.
Masjid
Jum'ah Wekande dibangun di atas
tanah wakaf dari Pandaan Bali, Orang Indonesia yang berasal dari
pulau Jawa.
tanah wakaf dari Pandaan Bali, Orang Indonesia yang berasal dari
pulau Jawa.
Masjid
Jummah Wekande dibangun di atas lahan wakaf bangsawan asal Indonesia dari pulau
Jawa bernama Pandaan Bali. Lahan tersebut kemudian diserahkan kepada Khatib
Saboo Latiff pada tanggal 17 Agustus 1786M (1201H) untuk pembangunan masjid dan
lahan pemakaman muslim. Pandaan Bali tiba di Kolombo dalam pengasingan-nya oleh
Belanda bersama dengan tentara Resimen Melayu bentukan Belanda.
Sedangkan
Kathib Saboo Latiff adalah seorang ulama besar Sri Lanka yang juga seorang
bangsawan dari kesultanan di Kalimantan Barat. Pandaan Bali memang tak penah
tahu bahwa 225 tahun setelah beliau mewakafkan tanah miliknya untuk masjid di
Kolombo, Indonesia mengumandangkan proklamasi kemerdekaan di tanggal yang sama
persis dengan tanggal beliau mewakafkan tanahnya. Meski beliau tak sempat
menikmati kemerdekaan itu, namun berkat sumbangan beliau, muslim Kolombo yang
minoritas memilki sebuah masjid besar bersejarah yang manfaatnya masih terasa
hingga kini.
Pada
27 November 2011, yang bertepatan dengan tahun baru hijriah 1 Muharram 1433,
Masjid Jummah Wekande meluncurkan website Masjid Jummah Wekanda dengan alamat
www.wekandarmasjid.com. Peluncuran website itu juga bertepatan dengan perayaan
232 tahun berdirinya masjid tersebut (berdasarkan Kalender Hijriah
1201H~1433H). Dalam kesempatan itu, Duta Besar RI untuk Sri lanka, Djafar
Husein didaulat untuk meresmikan peluncuran website tersebut. Usai peresmian
dilanjutkan dengan pengajian umum yang disampaikan oleh As Sheikh Arkam
Nooramith dari Darul Uloom, Afrika Selatan dan juga Chairman dari Darul
Hasanath Foundation.
Malay Jumma Mosque Kurunegala
Malay
Jumma Mosque Kurunegala atau Masjid Jum’ah Melayu di Kurunegala.
Lokasinya ada di persimpangan jalan Dambula road, Welagedara Veediya dan Nortk
tank road Kurunegala. Masjid ini merupakan masjid pertama di Kurunegala.
Dibangun oleh pemerintah kolonial inggris pada tahun 1848 untuk tentara resimen
melayu yang bertugas di kota tersebut.
Malay
Jumma Mosque Kurunegala (Masjid Jum'ah Melayu Kurunegala) dibangun bagi Muslim
Anggota Resimen Melayu di Sri Lanka
(foto dari lankilibrary)
(foto dari lankilibrary)
Resimen
melayu awalnya merupakan tentara bentukan Belanda di Hindia Belanda (indonesia)
yang kemudian dibawa ke Sri Lanka. Ketika inggris menang perang melawan
Belanda dan berkuasa di Sri Lanka, resimen melayu ini kemudian menjadi
bagian dari Resimen Melayu dibawah kekuasaan Inggris, Inggris sendiri yang juga
berkuasa di Malaysia dan Singapura menambah pasukan resimen melayu ini dengan
anggota pasukan yang direkrut dari Malaysia.
Karena
keseluruhan anggota resimen melayu beragama Islam, Inggris kemudian membangun
sebuah masjid untuk keperluan mereka beribadah. Awalnya masjid ini dikenal
sebagai Malay military Mosque (Masjid Militer Melayu) dan kemudian terkenal
dengan nama Masjid Jum’ah Melayu (Malay Jumma Mosque in Kurunegala). Masji ini
masih eksis hingga kini. Letaknya tak jauh dari danau kurunegala, di
persimpangan jalan di pusat kota kurunegala, Sri Lanka tengah.
Masjid
Melayu di Java Lane - Kolombo
Java
Lane tempat masjid ini berada merujuk kepada kawasan yang merupakan pemukiman
muslim Jawa di kota Kolombo. Resminya masjid ini bernama Masjidul Jamiah namun
lebih dikenal dengan nama Masjid Militer Melayu (Malay Military Mosque) atau
Java Lane Mosque. Masjid ini dibangun dari uang pensiun para pensiunan tentara
Resimen Melayu di Kolombo.
Masjid
Melayu di Java Lane - Kolombo, atau disebut juga Java Lane-
Mosque atau Malay Military Mosque, dibangun dari dana pensiun
Anggota Resimen Melayu di Kolombo.
Mosque atau Malay Military Mosque, dibangun dari dana pensiun
Anggota Resimen Melayu di Kolombo.
Masjid
Melayu Java Lane dibangun tahun 1864, dan di fungsikan sebagai masjid
Jum’ah (masjid yang digunakan untuk sholat Jum’at, di Indonesia kita
menyebutnya sebagai masjid Jami’). Di masa pendudukan Inggris di Sri
Lanka beberapa lagi masjid Melayu yang dibangun di daerah Kandy, Kurunegala,
Trincomalee, Hambantota dan Kinniya.
Referensi
International.kompas.com-tragedi
besar bagi indonesia 4 Desember
kemlu.go.id
- Duta Besar RI resmikan website Masjid Jummah Wekande
wekandamasjid.com
– histry of Masjid
lankalibrari
– malay masque in kurunegala
rootsweb.ancestry.com
– A brief History of the Colombo Grand Masque
Tokoh Buangan dan Islam di Sri Langka
Rep: c32/
Red: Agung Sasongko
Muslim Sri
Langka
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari seratus tahun
silam, Sri Lanka atau Ceylon pernah menjadi pulau pembuangan para tahanan
politik pemerintah Hindia Belanda. Sri Lanka, yang antara tahun 1640-1796
dikuasai Belanda, merupakan tempat pengasingan kedua setelah Tanjung Harapan.
Mengingat lokasinya lebih dekat dengan Nusantara, Sri
Lanka lebih disukai Belanda ketimbang Tanjung Harapan, yang tampaknya
disediakan untuk tokoh-tokoh "buangan" kelas berat. Islam di Sri
Lanka tumbuh bersama orang-orang "buangan" ini.
Secara geografis, Sri Lanka terisolasi dari
pusat-pusat utama kebudayaan dan peradaban Muslim. Akan tetapi, dilansir dari
Rootsweb Ancestry, Sri Lanka tercatat sebagai pulau tempat pertemuan lintas
budaya.
KM De Silvas dalam "Historical Sur vey, Sri Lanka
- A Survey" menulis, "Sekitar abad ke-8, orang-orang Arab telah
membentuk koloni di berbagai pelabuhan penting di India, Sri Lanka, dan Hindia.
Kehadiran orang-orang Arab di pelabuhan Sri Lanka setidaknya dibuktikan oleh
tiga prasasti yang ditemukan di Kolombo, Trincomalee, dan Pulau Puliantivu."
Populasi Muslim Sri Lanka berkisar 10 persen dari
total 16 juta jiwa. Mereka dominan di pesisir timur dan barat pulau itu. Meski
kebanyakan menganut patriarki, sebagian Muslim di bagian timur pulau menelusuri
garis keturunan mereka lewat jalur perempuan.
Mayoritas menganut Buddha, yang masuk ke pulau itu
dari India selama pemerintahan Raja Devanampiya Tissa pada 307-267 SM. Faktor
yang mendukung pertumbuhan komunitas Muslim di Sri Lanka bervariasi.
Etnis mayoritas Sri Lanka, Sinhala, tidak tertarik
pada perdagangan sehingga bidang ini demikian terbuka lebar untuk umat Islam.
Raja Sinhala menganggap permukiman Muslim menguntungkan karena menjalinkan
hubungan dengan luar negeri, baik ekonomi maupun politik.
Indonesia diminta jadi
pembicara dalam konferensi Islam di Sri Lanka
Reporter :Marcheilla Ariesta putri |
Rabu, 26 Oktober 2016 18:39
Bilateral
Menlu Retno dengan Menlu Sri Lanka. ©2016 Merdeka.com
Merdeka.com
- Menteri Luar Negeri Indonesia Retno
L.P Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Sri Lanka Mangala
Samaraweera di Nusa Dua, Bali. Dalam pertemuan ini, Menlu Sri Lanka
menyampaikan undangan dari sang presiden untuk mengajak Presiden Joko Widodo
hadir dalam satu konferensi internasional mengenai Islam dan demokrasi di sana.
"Dalam
pertemuan ini, Menlu Sri Lanka atas nama presiden Sri Lanka mengundang secara
khusus Presiden Jokowi hadir dalam satu konferensi internasional mengenai Islam
dan demokrasi," ujar Menlu Retno di Bali International Convention Center,
Rabu (26/10).
"Saya
melakukan pertemuan dengan Menlu Sri Lanka. Ini pertemuan kita yang kedua kita
setelah di Nagoya dalam G7 Outreach," sambung mantan Duta Besar Indonesia
untuk Belanda tersebut.
Menlu Retno
mengatakan, bersama Menlu Sri Lanka dia akan melakukan pertemuan intensif, dan
kemungkinan paling cepat untuk pertemuan kepala negara. Selain diundang untuk
hadir dalam konferensi Islam dan demokrasi, Indonesia juga diminta menjadi
pembicara tamu dalam acara tersebut.
"Islam
dan demokrasi merupakan isu yang penting dan artinya saat ini Indonesia dinilai
memiliki dua isu itu, yaitu sebagai negara muslim terbesar di dunia dan pada
saat yang sama Indonesia merupakan negara demokrasi," ucap Menlu Retno.
Selain
membahas tentang konferensi Islam dan demokrasi tersebut, Menlu Retno dan Menlu
Sri Lanka, membicarakan mengenai isu IORA, termasuk IORA Concord. Menlu Retno
mengatakan isu IORA akan selalu dia bahas dalam pertemuan dengan semua mitra
yang merupakan anggota IORA.
Rangkaian
pertemuan IORA dilakukan sejak 22 Oktober dan diakhiri dengan pertemuan tingkat
menteri 27 Oktober besok. Sedangkan IORA Summit akan dilakukan 7 Maret 2017 di
jakarta.
Adam's Peak
begitu disucikan oleh masyarakat setempat lantaran di sini terdapat situs
berupa jejak kaki raksasa yg diyakini sebagai jejak kaki Nabi Adam AS.
Adam's Peak
atau Puncak Adam menjadi salah satu kawasan wisata ziarah yg cukup populer di
Sri Lanka.Uniknya,tempat ini diziarahi dan disucikan tak hanya oleh masyarakat
dari satu golongan agama.
Tempat ini
dikeramatkan oleh pemeluk Islam,Kristen,Budha,Hindu dan suku asli yg ada di Sri
Lanka. Usut punya usut,Adam's Peak begitu disucikan oleh masyarakat setempat
lantaran di sini terdapat situs berupa jejak kaki raksasa yg diyakini sebagai
jejak kaki Nabi Adam AS.
Alasan ini
pula yg melatarbelakangi pemberian nama Adam's Peak (Puncak Adam) pada tempat
ini.Adam's Peak terletak di wilayah pegunungan di antara Distrik Ratnapura dan
Nuwara Eliya,Provinsi Sabaragamuwa,Sri Lanka.
Puncak
gunung ini menjulang tinggi hingga 2.243 meter di atas permukaan laut.Di puncak
inilah terdapat sebuah situs berbentuk telapak kaki berukuran sangat besar
hingga 180 cm.Masyarakat setempat meyakini telapa raksasa ini merupakan milik
Nabi Adam.
Mereka
percaya,ketika Nabi Adam diusir dari surga ke dunia,Beliau ditempatkan di
puncak gunung ini karena letaknya yg paling dekat dan paling mirip dengan
surga.Ya,masyarakat Sri Lanka memang kerap mengibaratkan tempat ini dengan
surga lantaran keindahan panorama alamnya yg luar biasa.
Hingga saat
ini,situs berupa jejak kaki raksasa itu masih sangat dijaga dan dilindungi di
Adam's Peak.Tempat ini juga tak pernah sepi dari kunjungan wisatawan yg ingin
berziarah atau sekadar penasaran.
(Sumber:
islamiclandmarks. com)
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment