Tokoh-Tokoh Kristen Penentang Trinitas
TOKOH-TOKOH KRISTEN PENENTANG TRINITASDitulis oleh MUSLIM di/pada Januari 14, 2009
oleh : Sarip (swaramuslim)
Sebelum Yesus lahir, wilayah Yerusalem dijajah oleh imperium Romawi yang
agamanya beraliran politeisme. Karena sebagai penduduk yang terjajah, bangsa
Yahudi Essenes yang masih taat berpegang pada hukum-hukum Taurat Musa, tidak
mampu mengembangkan ajaran agamanya di tengah-tengah masyarakat. Sedangkan
Yahudi Farisi dan Saduki memakai agamanya dalam bentuk formalitas saja, dan
sikap hidupnya selalu menyalahi hokum-hukum taurat.
Ketika Yesus mendapat tugas menyampaikan risalah Tuhan, dia selalu
memperingatkan penyelewengan Yahudi Farisi dan Saduki. Oleh karena itu dua
kelompok ini sangat membenci Yesus dan ingin membunuhnya. Untuk melaksanakan
niat jahat itu, mereka menghasut penjajah Romawi, bahwa Yesus adalah tokoh
pemberontak yang ingin menjadi raja Yahudi, dan ingin membebaskan bangsanya
dari pendudukan imperium Romawi. Dengan bantuan kedua kelompok Yahudi itu,
tentara Romawi berusaha menangkap Yesus dan membinasakan pengikutnya.
Setelah Yesus tiada, para muridnya menyebarkan ajarannya secara meluas ke
tengah-tengah masyarakat yang sudah terpengaruh oleh kepercayaan politeisme.
Yang kemudian melahirkan dua kelompok penganut Yesus. Pertama, yang betul-betul
mengikuti ajaran Yesus secara murni, tanpa dicampuri oleh kepercayaan
politeisme. Mereka berkeyakinan bahwa satu-satunya Tuhan hanyalah Allah, dan
Yesus adalah manusia biasa utusan Allah. Kelompok ini lebih dikenal dengan
sebutan Unitarian. Kedua, mengikuti ajaran Yesus yang telah disebarkan oleh
para muridnya, tetapi masih sulit meninggalkan kepercayaan politeisme yang
sudah mendarah daging pada diri mereka. Akhirnya mereka mengkultuskan Yesus
sebagai penyelamatnya, bahkan diangkat menjadi Tuhannya. Kelompok ini
dipelopori oleh Paulus (Saulus) yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan
Kristen Trinitas.
Proses kepercayaan kelompok kedua ini sudah menjadi fenomena biasa bagi yang
mudah kita jumpai di mana-mana. Perjalanan kepercayaan Kristen Trinitas periode
pertama, mendapatkan tantangan hebat dari kelompok Kristen Unitarian. Yaitu
sekte Kristen yang berkeyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang
patut disembah, dan Yesus adalah manusia biasa yang diberi tugas oleh Allah
untuk menyampaikan ajaran-ajaranNya, dengan dibekali beberapa Mukjizat. Berkat
bantuan imperium super power Romawi yang juga beragama politeisme itu, agama
Kristen Trinitas cepat menyebar luas ke beberapa negara. Sedangkan beberapa
ribu penganut Unitarian disiksa dan dibunuh. Di antara tokoh-tokoh Unitarian
tersebut adalah :
IRANAEUS (130 ? 200 M)
Ketika Iraneus lahir, agama Kristen yang berpusat di Antiokia telah menyebar
ke Afrika Utara sampai ke Spanyol dan Perancis selatan. Uskup Lyon yang bernama
Pothinus pernah menyuruh Iranaeus membawakan surat petisinya ke Paus Eleutherus
(174 189 M) di Roma. Dalam petisi itu, Pothinus memohon agar Paus menghentikan
pembunuhan terhadap orang-orang Kristen yang menolak doktrin Trinitas. Disaat
Iranaeus masih berada di Roma, dia mendengarkan berita pertikaian antar
kelompok Kristen yang mengakibatkan Uskup Pothinus terbunuh. Setelah pulang ke
Lyon, dia menjadi uskup menggantikan Pothinus.
Tahun 190 M, dia menulis surat kepada Paus Victor I (189 ? 198 M) untuk
menghentikan pembunuhan terhadap orang-orang Kristen yang berbeda keyakinan.
Kerusuhan antar kelompok terulang lagi, dan pada tahun 200 M, dia dibunuh
kelompok Trinitas yang dipelopori Paus Victor.
Iranaeus meyakini bahwa Yesus bukanlah Tuhan, melainkan manusia biasa yang
diutus oleh Allah. Dia melontarkan kritik tajam terhadap Paulus, dan
menudingnya sebagai orang yang bertanggung jawab atas penyusupan ajaran-ajaran
politeisme dan filsafat Plato ke dalam agama Kristen. Dalam menyampaikan ajaran
yang diyakininya, Iranaeus sering mengutip ayat-ayat yang termaktub dalam injil
Barbanabas.
TERTULIAN (160 ? 220 M)
Tertulian berasal dari Kartago, kemudian dia menjadi tokoh Gereja Afrika.
Dia adalah seorang Unitarian yang mengidentikkan Yesus dengan Meisah dalam
agama Yahudi. Beliau menentang Paus Calixtus (217 ? 222 M) yang mengajarkan
bahwa dosa besar itu bisa diampuni setelah melakukan taubat secara kanonik.
Diantara pernyataan Tertulian masih tercatat sampai sekarang adalah Mayoritas manusia berpendapat bahwa Yesus
adalah manusia biasa?. Dialah yang mula-mula memperkenalkan istilah Trinitas
dsari bahasa latin sewaktu membahas doktrin yang dipandangnya aneh itu. Sebab
istilah seperti itu tidak pernah dijumpai dalam kitab suci.
ORIGEN (185 ? 254 M)
Origen lahir di Iskandariah Mesir. Bapaknya, Leonidas, mendirikan pusat
pendidikan teologi, dan menunjuk Clement sebagai kepalanya. Gereja Paulus
(Trinitas) sangat membenci Leonidas, karena menganut ajaran Unitarian yang
disebarkan oleh murid-murid Yesus (Apostolic Christianity), dan menolak
ajaran-ajaran Paulus. Oleh karena itu pihak gereja Paulus membunuhnya pada
tahun 208 M. Peristiwa itu sangat menggores di hati Origen, dan ia ingin
mempertaruhkan nyawanya untuk menuntut kematian ayahnya, namun dicegah oleh
ibunya.
Gurunya, Clement, merasa terancam dan meninggalkan Iskandariah. Karena
ayahnya terbunuh dan gurunya meninggalkan dia, Origen menggantikan Clement
sebagai kepala sekolah teologi. Dalam kedudukannya yang baru itu, dia terkenal
sebagai cendekiawan yang berani. Kesalehan dan semangatnya yang tinggi diilhami
oleh sebuah ayat yang termaktub dalam kitab Matius 19;12 yang berbunyi :
?Ada orang yang tidak dapat kawin karena memang ia lahir demikian dari rahim
ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang
yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena kerajaan
Sorga. Siapa yang dapat ,mengerti hendaklah mengerti?.
ada tahun 230 M Origen menjadi pengkhotbah di Palestina. Tetapi Uskup
Demerius memecat dan membuangnya. Dia pergi ke Caesarea dan membangun pusat
pendidikan yang sangat terkenal di kota itu. Konsili Iskandaria tahun 250 M
menjatuhkan kutukan kepada Origen. Dia ditangkap dan menjalani siksaan sampai
menemui ajalnya tahun 254 M, karena menolak doktrin Trinitas. Origen
berkeyakinan, Allah adalah Maha Agung dan Yesus adalah hambaNya yang derajatnya
tidak sebanding dengan Tuhannya.
Dia dikenal sebagai ahli sejarah gereja yang termashur. Sejak muda sampai
akhir hayatnya terkenal keberaninnya. Memiliki sifat-sifat terpuji sebagai guru
kebenaran dan sangat dicintai oleh murid-muridnya. Ilmu pengetahuannya sangat
luas, yang tidak ada duanya di kalangan Kristen saat itu. Dia pernah menulis
kurang lebih enam ratus risalah dan makalah.
DIODORUS
Diodorus adalah uskup di Tarsus, kota kelahiran Paulus. Dia termasuk salah
satu tokoh Kristen Antiokia. Dia berpendapat, alam semesta ini selaludalam
perubahan. Dia proses perubahan itu pasti ada periode awalnya yang berasal dari
yang Maha Abadi dan Maha tidak Berubah. Yang Maha Abadi itulah sang Pencipta
yang Maha Esa. Diodorus menegaskan, Yesus itu berkodrat manusiawi baik ruhani
maupun jasmani, dan sama sekali tidak memiliki kodrat Ilahi (Tuhan)
LUCIUS (Wafat 312 M)
Disamping terkenal sebagai ahli teologi yang menguasai bahasa Ibrani dan
Yunani, diapun sebagai tokoh yang sangat taat kepada Allah. Dia berada di luar
lingkungan Gereja sejak tahun 220 M sampai tahun 290 M. Kesalehan dan luasnya
ilmu pengetahuan yang dimilikinya, mengundang kekaguman banyak orang. Perguruan
di Antiokia yang dipimpinnya, melahirkan aliran Arianisme yang dicetuskan oleh
muridnya yang bernama Arius.
Dalam memahami kitab sucinya, dia berpegang pada penafsiran dariu segi tata
bahasa beserta pengertiannya secara lahiriah dan kritis. Dia menentang
penafsiran yang diambil dari pengertian simbolik dan allegoris.
Lucius berpendapat, adanya pertentangan paham yang sangat tajam di tubuh
Gereja telah membuktikan, bahwa orang-orang Kristen berpedoman pada ajaran yang
bersumber dari tradisi tulisan dan mengesampingkan tradisi lisan. Padahal Yesus
atau para muridnya tidak pernah mencatat ajaran Yesus. Sedangkan tradisi
tulisan berasal dari orang-orang yang tidak pernah menjadi murid Yesus. Tragedi
ini menunjukkan, ajaran Yesus begitu cepat lenyap disebabkan kekacauan isi
ajaran yang berkembang sampai penghujung abad ketiga Masehi.
Lucius merevisi Septuaginta, yakni naskah Alkitab berbahasa Yunani. Dia
membunag sekian banyak perubahan-perubahan yang disisipkan ke dalam Alkitab,
ketika disalin ke dalam bahasa Yunani. Dia berkeyakinan bahwa Yesus itu bukan
Tuhan, melainkan hamba Allah. Karena tetap mempertahankan keyakinan seperti
itu, maka dia ditangkap dan disiksa sampai mati pada tahun 312 M.
Arius (925- – 336 M)
Kehidupan Arius sangat erat kaitannya dengan Constantin, kaisar imperium
Romawi. Sehingga kita tidak bisa memahami sejarah kehidupan salah satunya,
tanpa memahami orang satunya lagi. Kisah Constantin menaruh perhatiannya kepada
gereja berawal dari kekhawatirannya terhadap kedudukannya di Roma. Kaisar ini
merasa cemburu terhadap putra mahkota bernama Crispus. Putra ini sangat
termashur, karena posturnya yang menawan dan sikapnya yang ramah, disertai
keberaniannya di medan pertempuran. Agar namanya tetap bertahan sebagai figure
kaisar Romawi, dan tidak tenggelam oleh ketenaran nama putra mahkotanya, maka
Constantin membunuh Crispus. Kematiannya menimbulkan duka rakyat Romawi.
Dibalik pembunuhan itu, ada berita bahwa ibu tiri putra mahkota itu
menginginkan putra kandungnya sendiri yang akan menjadi kaisar, sehingga dia
berniat untuk menghabisi Crispus. Akhirnya Constantin menjatuhi hukuman mati
kepada ibu tiri itu dengan membenamkannya ke dalam air mendidih. Para pendukung
permaisuri yang mati itu bergabung dengan para pecinta putra mahkota menuntut
atas kematian kedua orang itu. Constantin dalam posisi tersudut dan meminta
bantuanpendeta kuil Yupiter di Roma. Tetapi para pendeta itu mengatakan, tidak
ada kebaktian atau korban yang bisa menghapus dosa pembunuhan yang telah
dilakukannya. Suasana yang tegang di Roma membikin dia tidak tentram, sehingga
Constantin pergi ke Bizantium.
Setelah tiba di sana, dia mengubah nama kota di pinggir selat Bosporus itu
sesuai dengan namanya, Constantinopel. Di tempat baru itulah dia melihat
perkembangan gereja Paulus sangat menakjubkan. Constantin mendapat pelajaran,
bahwa bila dia mau bertobat dan mengakui dosanya di Gereja, maka dosa itu akan
diampuni. Kesempatan ini dipergunakan sebaik-baiknya untuk membersihkan nama
dan tangannya yang telah dikotori lumuran darah dua pembunuhan dan
keputusan-keputusan jahat selama dia berkuasa. Setelah merasa terbebas dari
beban dosa, dia pun mencurahkan pikirannya untuk memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi oleh imperiumnya. Dia melihat adanya kemungkinan memperalat
gereja untuk meraih tujuannya dan menunjukkan loyalitasnya, dengan cara memberi
kebebasan kepada Gereja untuk berkembang, yang sebelumnya telah ditindas dan
dibinasakan oleh Kaisar Diolektianus (284 ? 305 M). Berkat dukungan Constantin
inilah perkembangan gereja semakin kuat dan pesat. Sebaliknya dia mendapatkan
keuntungan yang besar, karena wilayah sekitar Laut Tengah dipenuhi oleh Gereja,
yang pemeluknya dapat dipergunakan untuk mendukungnya di medan perang. Bantuan
pendeta merupakan factor yang sangat penting untuk menyatukan Eropa dan Timur
Tengah di bawah kekuasaan Constantin. Karena rasa terima kasih kepada Gereja
disatu sisi, dan ingin menyudutkan para pendeta kuil Yupiter di Roma yang tidak
mau membantunya, pada sisi lainnya, dia mengajak Uskup Roma untuk membangun
greja yang besar dan megah di kota Roma. Dari posisi terjepit di kota itu,
agama Kristen kemudia diberi fasilitas-fasilitas yang luar biasa oleh
Constantin. Di samping itu dia membiayai pembangunan gereja yang besar dan
megah di bukit Zion, Yerusalem.
Walaupun dia telah memberikan bantuan besar dan masuk agama Kristen, tetapi
dia belum pernah dibaptis, sebab pengaruh agama Paganisme yang menyembah dewa
Yupiter dan dewa-dewi lainnya masih sangat dominan. Oleh karena itu Constantin
bersikap menjaga keseimbangan, yang kadangkala dia menampakkan diri seakan-akan
sebagai pemuja dewa itu. Sikap seperti itu berlangsung cukup lama sampai
meledaknya pertentangan di tubuh Kristen, antara sekte Pauline Church (Gereja
Paulus) yang bertuhan Trinitas dengan sekte Apostolic Church (Gereja Rasuli)
yang menganut paham Unitarian.
Tokoh terkemuka sekte Unitarian waktu itu adalah Arius, salah seorang Dewan
Gereja yang sangat terkenal dalam sejarah dunia Kristen. Dia lahir di Libya dan
belajar di perguruan Antiokia yang dinina oleh Lucius. Ia merupakankekuatan
baru bagi gereja rasuli yang menghidupkan dan mempertahankan ajaran Yesus yang
murni, dengan semboyan ; ?Ikutilah Yesus menurut yang diajarkan olehnya?, serta
menentang ajaran-ajaran Kristen yang diciptakan oleh Paulus. Keagungan nama
Arius pada masa itu dapat dilihat dari namanya yang sampai sekarang
disinonimkan dengan sekte Unitarianisme, yakni aliran yang meyakini bahwa
satu-satunya Tuhan hanyalah Allah, dan Yesus adalah hamba dan utusan Allah.
Gereja Paulus menerima pukulan telak ari pihak Arius. Mereka mengakui, Arius
bukan hanya seorang ahli perencana saja, melainkan juga sebagai orang yang
jujur dan tidak pernah melakukan perbuatan tercela. Pada saat Tradisi Lisan
(oral tradition) ? yang mempertahankan ajaran Yesus ? mulai lumpuh, dibarengi
dengan pemahaman Tradisi Tulisan semakin menyimpang jauh, maka arius tampil
dengan segala keberanian dan kegigihannya mempertahankan ajaran Yesus yang
telah disampaikan oleh para muridnya secara murni, serta menentang persekutuan
pihak gereja dengan kaisar Constantin.
Arius adalah murid Lucian yang paling keras mengecam gereja Paulus. Oleh
karena dia selalu diincar pembunuhan oleh aliran Trinitas. Arius menyadari akan
bahaya yang mengancamjiwanya. Walaupun riwayat hidup masa mudanya tidak begitu
jelas, tetapi dia tercatat menjadi tokoh gereja Becaulis Iskandariah.
Sampai pada masa Konsili Nicea tahun 325 M, perbedaan keyakinan di kalangan
Kristen sangat beragam. Karena kepercayaan di kalangan Kristen sangat beragam.
Karena kepercayaan berdasarkan kemauan dan pilihan masing-masing individu.
Sebelum gereja mendapatkan kebebasan dari imperium Romawi, perbedaan keyakinan
itu menimbulkan pertentangan sengit, yang pada akhirnya mengakibatkan
pertikaian antar kelompok Kristen. Bahkan sering terjadi penangkapan,
penyiksaan, malah pembunuhan gelap.
Ketika Constantin menjalin aliansi dengan gereja, terjadilah perubahan
dramatis. Meskipun waktu itu Constantin masih menjabat kepala negara yang
penduduknya mayoritas menganut Paganisme, tetapi secara terbuka memberi bantuan
kepada gereja, yang pada masa itu mungkin perbedaan antara Pauline Church
dengan Apostolic Church belum begitu tajam. Dengan demikian, agama Kristen
memperoleh kedudukan baru di bawah naungan kaisar Romawi. Bagi kebanyakan
orang, perkembangan Kristen seperti ini menimbulkan masalah politik. Sebagian
orang yang dulunya menentang agama itu, berbalik mendukungnya karena mendapat
tekanan dari pemerintah. Oleh karena itu mereka memeluk agama Kristen bukan
karena panggilan hati nuraninya, melainkan karena tujuan-tujuan tertentu.
Perubahan situasi itu sangat menguntungkanpihak Kristen. Gereja Paulus dan
Gereja Rasuli masing-masing berkembang pesat ke seluruh wilayah imperium
Romawi, mengakibatkan pertentangan kedua sekte itu semakin tajam di setiap
daerah.
Constantin yang pada waktu itu masih belum memahami agama Kristen, hanya
ingin mendapatkan keuntungan politis bila tercipta kesatuan gereja yang tunduk
padanya, dan berpusat di Roma, bukan Yerusalem. Ketika para jemaat gereja
Rasuli (Apostolic Church) menolak untuk memenuhi keinginan kaisar itu,
Constantin berusaha melakukan tekanan-tekanan terhadap mereka. Tetapi setiap
tekanan itu tidak mendatangkan hasil yang diharapkan. Para jemaat gereja Rasuli
yang menganut faham Unitarian itu tetap menolak untuk tunduk kepada Uskup Roma.
Pertentangan semakin tajam mengenai pokok-pokok keyakinan di dalam agama
Kristen. Sementara itu doktrin Trinitas telah diterima sepenuhnya oleh
pihak-pihak tertentu dalam dunia Kristen. Sedangkan pihak Donatus, Melitus,
terutama Arius menentang doktrin tersebut. Setelah lebi dari dua abad, doktrin
itu menjadi bahan perdebatan, tidak ada pihak yang bisa memberikan penjelasan
dan penafsiran yang memuaskan. Karena banyak fihak yang menentangnya, semakin
banyak membutuhkan penjelasan dan difinisi dogma itu. Pihak gereja harus
memberikan difinisi tentang kodrat kemanusiaan dan kodrat ketuhanan Yesus.
Serta memberikan penjelasan mengenai hubungan oknum yang satu dengan oknum
lainnya dalam Trinitas. Gereja harus menunjukkan difinisi yang akurat mengenai
hubungan ketuhanan Yesus dengan perawan Maria, ibunya. Karena setiap orang
Kristen selalu dihadapkan pada sekian banyak problem dogma Trinitas, maka surat
pertanyaan yang dikirim kepada pihak Paus di Roma semakin menggunung.
Surat jawaban dari Paus ternyata tidak bisa memberikan kepuasan bagi semua
pihak. Arius tampil mengajukan tantangannya kepada pihak Paus untuk memberikan
difinisi yang logis dan rasional mengenai doktrin Trinitas. Arius sendiri
memberikan penjelasan sebagai berikut :
?Jika Yesus itu sebagai anak Tuhan, berarti Bapa (Allah) harus ada terlebih
dahulu dari pada Yesus. Justru sebelum ada anak (Yesus), harus ada jarak waktu.
Dalam jarak waktu itu sang anak belum ada. Dengan demikian sudah pasti, bahwa
anak (Yesus) itu dicipta oleh Allah dari esensi yang sebelumnya tidak ada. Oleh
karena itu Yesus tidak sama dengan Bapa (Allah)?.
Kalangan gereja Trinitas merasa terjungkal. Patriarch Alexander mengundang
dewan gereja untuk mempersoalkan pendapat Arius itu. Sekitar seratus uskup dari
Mesir dan Libya menghadiri undangan itu untuk meminta pertanggung jawaban dari
Arius. Untuk mempertahankan keyakinannya, Arius mengajukan argumentasi yang
tidak bisa dibantah sebagai berikut :
? Ada suatu tempo, yang di dalam tempo waktu itu Yesus belum ada, sedang Allah
bersifat Maha Dulu dan Maha Abadi. Karena Yesus adalah makhluk Allah, maka dia
bersifat fana (tidak kekal), dan sudah tentu tidak memiliki sifat abadi. Karena
Yesus itu makhluk, maka dia termasuk obyek bagi perubahan seperti makhluk
berakal lainnya. Karena hanya Allah saja yang tidak berubah, maka Yesus
bukanlah oknum Tuhan?
Disamping menggunakan logika, dia pun mengukuhkan argumentasinya dengan
mengutip ayat-ayat Alkitab untuk membantah doktrin Trinistas seperti :
?Jika Yesus sendiri telah mengatakan : ?Bapa lebih besar dari pada aku? (Matius
14:28), bagaimana kita bisa percaya bahwa Allah dan Yesus itu sama?.
Kepercayaan seperti itu sangat bertentangan dengan sabda Yesus sendiri di dalam
kitab suci?
Pendapat Arius ini tidak bisa dibantah oleh semua uskup yang hadir pada
siding itu. Tetapi Patriarch Alexander, dengan menggunakan kekuatan jabatannya,
menjatuhkan vonis ?Hukuman Pengucilan Gereja? terhadap Arius.
Dalam tradisi gereja, siapa yang mendapat hokum pengucilan itu, tumpahan
darahnya menjadi halal. Dan pembunuhnya akan mendapatkan surga, karena telah
berjasa membasmi pembawa ajaran sesat !!. Tetapi Arius mempunyai banyak
pengikut yang pengaruhnya sangat luas, dan tidak dapat dianggap enteng oleh pihak
gereja Trinitas, apalagi para uskup Wilayah Timur tidak membenarkan vonis
Patriarch Alexander itu.
Pertentangan masalah keyakinan ini semakin memuncak. Alexander berada pada
posisi yang terjepit, bahkan sangat kecewa karena para uskup wilayah timur
mendukung Arius. Terutama Eusebius Nicomedia (mati 342 M) sahabat Arius yang
sangat berpengaruh di istana Constantinopel, dan Eusebius Caesarea (260 ? 340
M) memberikan dukungan yang sangat besar kepada Arius. Dua orang ini dan Arius
adalah murid Lucian. Pembunuhan gelap terhadap guru mereka, membuat hubungan
ketiga murid itu semakin erat.
Sampai sekarang kita bisa melihat surat Arius yang dikirim kepada Eusebius
Constantinopel, setelah dia dijatuhi vonis ?hukuman pengucilan? dari Alexander.
Diantara surat itu berbunyi Kami dihukum karena menyatakan, Yesus itu
mempunyai permulaan, sedangkan Allah tidak mempunyai permulaan?
Catatan mengenai pertentangan tajam waktu itu, sangat sedikit sekali yang
bisa kita jumpai. Surat-surat yang masih selamat, menunjukkan, Arius tabah
mempertahankan ajaran Yesus yang murni dan yang bebas dari perubahan, dan sama
sekali tidak menghendaki perpecahan dalam Kristen. Sedangkan kumpulan
surat-surat Alexander memperlihatkan, penggunaan bahasa yang tidak sopan
terhadap Arius dan para pendukungnya. Diantara surat-surat itu Alexander pernah
menulis sebagai berikut : ?Mereka sudah dikuasai iblis yang merasuk dalam diri
mereka. Mereka adalah tukang sulap dan penipu yang cerdk merayu. Mereka
kelompok penyamun yang hidup dalam persembunyian, yang siang malam mengutuki
Kristus?mereka mendapatkan banyak pengikut dengan memperalat wanita tunasusila?
Surat yang bernada kasar itu membangkitkan kemarahan Eusebius. Beliau
mengundang uskup-uskup wilayah timur untuk menjelaskan duduk persoalannya.
Pertemuan para uskup itu menghasilkan keputusan untuk mengirim surat pada
seluruh uskup wilayah timur dan barat, agar mendesak Patrirrch Alexander untuk
mencabut hukuman yang dijatuhkan kepada Arius. Alexander mau mencabut vonisnya,
asalkan Arius mau tunduk kepadanya. Syarat itu ditolak oleh Arius, dan ia pergi
ke Palestina untuk membina jemaat Kristen di tempat iru. Alexander mengirimkan
surat kecaman terhadap Arius dan Eusebius kepada seluruh pelayan-pelayan gereja
Katolik. Alexander menuduh, Eusebius mendukung Arius bukan karena keyakinan
yang dianut oleh Arius, melainkan disebabkan oleh kepentingan ambisius.
Kaisar Constantin melihat situasi dalam Kristen semakin memburuk. Dia
terpaksa turun tangan dengan mengirimkan surat kepada kedua pihak. Kaisar itu
sangat mengharapkan kesatuan pendapat dalam agama. Karena hal itu akan menjamin
stabilitas daerah yang dikuasainya. Dia meminta keduanya melupakan masalah yang
dipertentangkan.
Sementara itu terjadi persengketaan antara Constantin dengan saudara
iparnya, Lucianus, yang menguasai wilayah Tracia. Dalam pertempuran tahun 324
M. Lucianus tewas. Karena dia termasuk pendukung Arius, kematiannya
mengakibatkan posisi Arius mengalami kemunduran. Sekalipun Constantin
memenangkan peperangan, tetapi dia tidak mampu membendung kerusuhan yang
melanda beberapa wilayah Romawi. Kaisar tidak mempunyai jalan lain, kecuali
dengan cara mengundang seluruh uskup untuk menyelesaikan persoalan rumit itu.
Posisi dirinya yang masih menganut faham Paganisme, bisa menguntungkan dia,
karena tidak termasuk pengikut salah satu sekte Kristen, dan bisa menjadi
pemimpin sidang dan penengah yang tidak memihak. Constantin direstui oleh para
uskup untuk menjadi pemimpin sidang, karena tidak ada pihak yang menyetujui
sekte lain memimpin sidang itu. Sidang para uskup tahun 325 Masehi yang
dipimpin oleh Constantin itu terkenal dengan sebutan Konsili Nicea.
Anggota siding gereja sedunia yang pertama kali kebanyakan terdiri dari para
uskup yang masih lugu, jujur dan berpegang teguh pada keyakinan yang dianutnya.
Di saat itulah secara mendadak mereka harus berhadapan dengan tokoh-tokoh yang
menguasai filsafat Yunani. Sehingga mereka tidak bisa memahami
ungkapan-ungkapan filosofis yang didengarnya. Sebaliknya, mereka kehilangan
kemampuan untuk mengungkapkan pendapatnya, apalagi harus menghadapi argumentasi
pihak lain yang berdasarkan logika. Oleh karena itu, mereka harus memilih salah
satu dari dua pilihan, bertahan pada keyakinannya secara diam-diam, atau
menyetujui apa saja yang diputuskan oleh pemimpin siding.
Wakil-wakil dari pihak gereja Paulus (Trinitas) yang mempertahankan Tiga
Oknum, ternyata mereka mampu menunjukkan Dua Oknum, yakni Bapa Allah dan Anak
(Yesus). Mereka tidak berdaya untuk mencari dalil dari Alkitab bahwa Roh Kudus
itu adalah salah satu dari oknum Tuhan.
Para uskup murid Lucian seperti Arius, dengan mudah menyudutkan pihak gereja
Paulus dari masalah satu ke persoalan yang lain dalam Trinitas. Pihak Unitarian
mengakui, di dalam Alkitab, Yesus memanggil Allah dengan kata ?Bapa? dan
menyebut dirinya dengan kata ?Anak?, tetapi mereka menunjukkan kepada lawannya
mengenai sabda Yesus yang berbunyi : ?Dan janganlah kamu memanggil Bapa kepada
seorang pun di dunia ini, karena satu saja Bapa kamu, yaitu yang ada di Sorga?
(Matius 23:9)
Dengan demikian oknum anak itu bukan hanya satu, bukan Yesus saja, melainkan
berjuta-juta manusia!!.
Pihak Trinitian tidak mampu mematahkan argumentasi pihak Unitarian, sebab
kepercayaan terhadap doktrin Trinitas yang diyakini oleh mereka tidak
berdasarkan pada kitab Injil. Dengan susah payah mereka berusaha ingin
membuktikan bahwa Bibel telah menyatakan ?Yesus itu bayangan Allah yang Maha
Benar?. Pihak Unitarian menjawab : ?Kita sebagai manusia adalah bayangan dan
kemegahan Tuhan. Jika dikatakan bahwa bayangan Allah adalah Tuhan, berarti
seluruh manusia itu adalah Tuhan !!!?
Perdebatan dalam siding semakin meruncing, dan semua pihak merasa pesimis
terhadap hasil siding itu. Pada akhirnya masing-masing pihak saling
mengharapkan dukungan kaisar yang memegang keputusan akhir. Constantia adik
kaisar Constantin adalah penganut faham Unitarian, memberitahu Eusebius
Nicodemia bahwa kaisar ingin mempersatukan gereja. Karena perpecahan akan
membahayakan kekaisaran. Jika tidak tercapai persetujuan dan kesamaan
keyakinan, mungkin kaisar akan kehilangan kesabaran dan menarik bantuannya
kepada gereja, yang akan mengakibatkan keadaan Kristen lebih memprihatinkan
dari pada sebelumnya.
Eusebius berunding dengan Arius bersama sahabat lainnya, dan mengambil
kebulatan tekad untuk mempertahankan keyakinannya, serta menolak doktrik
Trinitas yang mungkin akan mendapatkan suara mayoritas dalam Konsili Nicea itu.
Dukungan Constantin terhadap gereja Paulus akan menambah kekuasaan gereja,
dan akan mampu mengakhiri gereja rasuli (Unitarian) di Afrika Utara dengan
segala bentuk kekerasan. Untuk mendapatkan dukungan itu, gereja Paulus
menyetujui perubahan-perubahan pada agama Kristen. Karena pemujaan kepada Dewa
Matahari sudah menjadi tradisi bangsa Romawi pada waktu itu, dan kaisarnya
dipandang sebagai perwujudan dari dewa matahari, maka gereja Paulus menyusun
rumusan sebagai berikut:
1. Hari Minggu (hari Dewa Matahari) bangsa Romawi dijadikan hari Sabat bagi
agama Kristen.
2. Hari kelahiran Dewa Matahari tanggal 25 Desember dijadikan hari kelahiran
Yesus.
3. Lambang Dewa Matahari, Salib Sinar, dijadikan lambing agama Kristen.
4. Untuk menyatukan upacara ritual bagi Dewa Matahari dan Yesus, patung Dewa
Matahari pada salib diganti dengan patung Yesus.
Kaisar merasa puas, karena jurang perbedaan antara agama Kristen dengan
agama Pagan yang dianut oleh bangsa Romawi bisa diakhiri. Akhirnya Trinitas itu
diterima dengan suara terbanyak sebagai keyakinan resmi dalam agama Kristen.
Pengertian Keesaan Tuhan dalam bahasa Yesus telah berubah maknanya setelah disalin
dalam bahasa filsafat Neo-Platonisme yang dikenal dengan Mystic Trinity.
Setelah perubahan pengertian keesaan Tuhan diterima oleh suara terbanyak,
langkah perumusan ajaran Kristen lkainnya semakin jauh menyimpang dari ajaran
Yesus. Rumusan Credo Nicea yang dikenal sampai saat ini adalah rumusan yang
ditanda tangani oleh peserta konsili itu, dengan mendapatkan dukungan kaisar
Constantin.
Karena pihak Arius tidak mau mengakui keputusan konsili itu, maka diumumkan
Anathema (kutukan) terhadap ajaran Arius, sebagai berikut :
?Bagi orang yang berkata : ?Ada jarak waktu dimana Yesus belum ada. Sebelum
dilahirkan, Yesus tidak ada. Yesus diciptakan dari ynag tidak ada. Anak (Yesus)
berbeda zatnya dengan Allah. Yesus adalah obyek perubahan?, maka Gereja Katolik
menjatuhkan kutukan?
Setelah peserta konsili pulang ke daerahnya masing-masing, mereka terlibat
kembali dalam perdebatan mengenai keputusan konsili itu. Pengikut Unitarian
yang selalu menentang keputusan konsili itu ditangkapi, dan yang tak mau taubat
untuk menerima doktrin Trinitas dijebloskan dan disiksa di penjara bawah
tanah!!. Arius sendiri sejak tahun 325 M, telah dimasukkan ke dalam penjara
bawah tabah di pulau kecil sekitar selat Bosporus. Walaupun begitu, perdebatan
semakin meruncing di wilayah kekuasaan Romawi. Hanya Athanasius yang masih
mematuhi keputusan tersebut, sedangkan para pendukungnya sendiri diliputi
kebingungan menghadapi berbagai tantangan.
Sabinas uskup tertua di Thracia mengatakan, yang hadir dalam konsili Nicea
itu adalah orang dungu yang bodoh. Keputusan Konsili itu hanya disahkan oleh
orang-orang tolol yang tidak memiliki pengetahuan dalam masalah itu. Setelah
konsili selesai, Patriarch Alexander mati tahun 328 M. Terjadilah perebutan
jabatan keuskupan Iskandariah. Athanasius dipilih dan ditasbihkan menjadi uskup
di daerah itu. Pemilihan itu menimbulkan kecaman keras, karena dilakukan dengan
intimidasi dan tindakan kekerasan lainnya. Pengikut Arius mengadakan perlawanan
terhadap Athanasius.
Cosntantina, saudara kaisar Constantin, menentang pembunuhan terhadap orang
Kristen Unitarian, terutama menentang pembuangan Eusebius Nicomedia. Dia tetap
mempertahankan bahwa Arius adalah pemimpin agama Kristen yang benar. Alkhirnya,
Constantina berhasil membebaskan Eusebius agar kembali ke istana. Kembalinya
Eusebius ini merupakan pukulan telak bagi kelompok Athanasius. Constantin
semakin condong kepada Arius. Ketika mendapat laporan tentang kecaman
masyarakat Kristen atas pemilihan Athanasius, dia memanggil uskup itu agar
datang ke Constantinopel. Dengan berbagai alas an Athanasius tidak mau datang
memenuhi panggilan itu. Pada tahun 335 M, ketika dilangsungkan konsili di kota
Tyre untuk memperingati tiga puluh tahun pemerintahan kaisar Constantin,
Athanasius diwajibkan untuk menghadirinya. Dalam konsili itu, dia dituduh telah
melakukan kelaliman di wilayah keuskupannya. Karena suasana siding saat itu
menyudutkan dirinya, maka dia segera keluar sebelum konsili menjatuhkan hukuman
kutukan kepada dirinya. Para uskup kemudia melanjutkan siding di Yerusalem dan
mengukuhkan kutukan terhadap Athanasius, serta menerima Arius kembali ke
pangkuan gereja.
Constantin mengundang Arius dan Eusebius ke Constantinopel. Perdamaian
antara Arius dan kaisar terjalin baik, dan para uskup menjatuhkan kutukan
kepada Athanasius.
Arius diangkat menjadi Patriarch Constantinopel, tetapi jabatan itu tidak
berlangsung lama, dia wafat secara mendadak pada tahun 336 M, karena makanannya
diberi racun. Pihak gereja menganggapnya suatu keajaiban, tetapi pihak istana
mencurigai peristiwa itu. Kaisar membentuk komisi untuk menyelidikinya.
Athanasius terbukti sebagai otak pembunuhan tersebut dan dijatuhi kutukan !!.
Constantin yang perasaannya sangat terguncang atas kematian Arius itu,
dibawah bimbingan Constantina, akhirnya dia memeluk agama Kristen Unitarian,
dan dibaptis oleh Eusebius Nicomedia. Pada tahun 377 M, kaisar Romawi itu
meninggal dunia dengan membawa keyakinan bahwa Allah satu-satunya Tuhan, dan
Yesus adalah manusia biasa utusan Allah.
Arius memiliki peranan penting dalam sejarah Kristen. Bukan hanya karena
jasanya yang berhasil menarik kaisar Constantin memeluk agama Kristen, tetapi
juga karena mewakili orang-orang yang tabah mempertahankan ajaran Yesus yang
murni. Di saat itu ajaran Yesus tercampu aduk dengan kepercayaan-kepercayaan
pagan dan politeisme, sehingga ajaran Kristen yang asli dan yang palsu semakin
kabur. Maka Arius dengan segala keberaniannya dan ketabahan hatinya, tampil
mempertahankan kemurnian ajaran Yesus.
Pada hakikatnya agama samawi telah mengajarkan keesaan Tuhan. Tetapi
perkembangan berikutnya telah menyeret pengikutnya ke dalam kemerosotan Tauhid
yang mengakibatkan mereka melanggar batas-batas agama. Kondisi keimanan mereka
semakin memburuk, yang pada akhirnya mereka terperosok dalam keyakinan
Politeisme.
Kisah tersebut diatas semakin meyakinkan kita bahwa ajaran Islamlah yang
tetap memegang teguh agama Tauhid, tiada Tuhan selain Allah yang layak disembah
adapun Nabi-nabi mulai dari Adam?.Ibrahim ..Nuh Isa dan Muhammad adalah
utusannya!!. Mereka diutus untuk menyampaikan risalahnya kepada umat manusia,
agar manusia mengenal jalan lebar dan lurus yang ditunjukkanNya agar umat
manusia mempunyai bekal yang cukup untuk kembali kepadaNya bila saatnya telah
tiba. !!
Wallahu Alam Bisawab
Catatan :
1. Diterjemahkan dari buku Jesus A Prophet of Islam oleh Muhammad Ataur Rohim,
Karachi, Pakistan 1981
2. Encypaedia Britannica 2002
sumber :forum-swaramuslim.net
Kristen Tauhid, Aliran Kristen di Indonesia yang Menolak Mempertuhankan
Yesus
KRISTEN TAUHID, ALIRAN KRISTEN DI INDONESIAYANG
MENOLAK MEMPERTUHANKAN YESUS
Oleh Satrio Arismunandar
Sangat menarik. Saya baru tahu dari sebuah diskusi di milis ppiindia, bahwa
dari sekian banyak aliran Kristiani di
Indonesia, ternyata ada aliran yang menganut
“
ajaranTauhid
”
(baca: keesaan Tuhan), menolak konsep Trinitas, dan menolak
kepercayaan bahwa Yesus adalah Tuhan atau putra Allah. Aliran ini namanya
Unitarian.Menurut Lukas Kristanto, yang mengaku anggota aliran Unitarian di
milis ppiindia, aliran Unitarian adalah aliran yang menjunjungi tinggi
basis keimanan Abrahamik
atau ajaran ketuhanan Abraham/Ibrahim. Abrahamik teguh memegang prinsip
keesaan Tuhan. Ajaran yang dibawa Musa, Isa (Yesus) dan Muhammad berawaldari
ajaran Abraham/Ibrahim. Di Indonesia, aliran unitarian dari kelompok Frank
Donald menamakan dirinya: Kristen Tauhid. Dalam pandangan aliran Unitarian, Allah (Elohim, bahasa Ibrani) tidak
mungkin inkonsisten
dalam menurunkan ajaran keimanan kepada umat-Nya di sepanjang sejarahmanusia.
Kalau Abraham diajarkan tentang ke-Esaan Tuhan oleh Allah, seluruhketurunan
Abraham akan mengikuti sejarah pengajaran itu secara linier. Ajaran
Allah berkembang dinamis dan progresif secara linier, polanya tetap
meskipun berkembangterus. Jadi, konsistensi Tuhan yang jadi pegangan aliran ini.
Pola Allah-nya Abrahamtidak mungkin unlinier.Yang kedua, berdasarkan analisa
kaum Unitarian, di dalam Injil sinoptik (Matius,Markus, Lukas) dan Injil
Apokaliptik (Yohanes), tidak ada satupun ayat yang merupakan pernyataan
langsung Yesus (eksplisit) yang menyatakan dirinya Tuhan. Sedangkan kata-kata
implisit selalu dihubungkan dengan teks Bapa dan Aku menjadi satu (terutama
diInjil Yohanes), seolah-olah ada kesatuan personaliti Allah dan Yesus,
sehingga Yesusdianggap Tuhan. Bagi aliran Unitarian, itu dianggap metafora yang
berlebihan. Maka,aliran ini sering dituduh sebagai pengembang ajaran Arius
(Arianisme), yang dinyatakan sesat dalam
Konsili Nicea 325 oleh Kaisar Konstantin, padahal keputusan itu
berbau politis. Ketiga,
Yesus dianggap Tuhan baru muncul di abad ke-3, terutama ketika surat-surat
Paulus mulai beredar saat itu. Paulus (ajaran Paulian) dianggap sebagai basis keimanan Kristen saat ini, yang mempertuhankan Yesus (deification) ,
terutama teori Kenosis
(Tuhan mengosongkan dirinya menjadi manusia), Filipi 2: 5-11. Menurut aliran Unitarian, Allah (Elohim) itu absolut dan kekal, tidak mungkin masuk ke
alam tidak
kekal (fana), apalagi menjadi manusia. Allah tidak antromorphisme (berwujud
manusia). Allah itu
immaterial, bukan material.
Tuhan yang disembah penganut Unitarian
Dijelaskan oleh Lukas Kristanto, secara eksplisit dan implisit, tidak
ada kataTrinitas dalam Bible. Istilah ini hanya penafsiran dogmatis. Aliran
Unitarian memandangTrinitas prinsipnya tidak berbeda dengan ajaran-ajaran
Tritheisme, semacam ajaran Mesir kuno: Isis-Osiris- Horus, dan ajaran
semacamnya, yang banyak muncul sebelum Kristenitu lahir.Di Perancis, ajaran
Unitarian berkembang pesat, terutama ketika kegairahan para arkeolog, theolog dan historian menyelidiki secara serius manuskrip-manuskrip
kuno,termasuk Gulungan Laut Mati (Dead Sea Scroll). Pada gulungan yang
ditemukan tahun1947 ini, ternyata tidak ada indikasi ajaran Trinitas, penebusan
dosa dan inkarnasi (Tuhanmenjadi manusia)Lalu, siapa tuhan yang disembah kaum
Unitarian? Yang disembah adalah Tuhan Abraham
yaitu Elohim (Allah). Aliran ini percaya, Yesus hanya sebagai nabi dan
rabbi, bukan Tuhan. Yesus hanyalah seorang nabi yang diutus untuk
mengembalikan iman Israel yang
sudah terkontaminasi dengan paganisme dan mitos-mitos. Juga aliran Unitarian tidak mempercayai Roh Kudus sebagai Tuhan. Bagi
kaumUnitarian, Trinitas itu rekayasa pemikiran manusia yang dipaksakan pada
Konsili Chalcedon
tahun 451, yang benihnya ada sejak Konsili Nicea 325 dan Konstantinope l381.
Dianggap sesat oleh PGI
Menurut Lukas Kristanto, aliran Unitarian saat ini sama nasibnya dengan
SaksiYehowa, dan Gereja Mormon, yaitu dianggap sesat oleh PGI (institusi yang
menganggapmewakili gereja-gereja Kristen). Soal legitimasi terhadap kaum Unitarian ini menjadi masalah, karena orang
yang berfaham Unitarian akan sulit mendirikan tempat ibadah. Mereka harus
mendapatkanrekomendasi dulu dari PGI. Sementara PGI menganggap Unitarian bukan
denominasiPGI dan bahkan dianggap sesat. Apalagi yang berhubungan dengan
legalitas pernikahankaum Unitarian!Tetapi kaum Unitarian tidak
mempermasalahkannya , karena ini masalah esensiiman ( faith essence ). Esensi iman tidak membutuhkan pengakuan birokratis ( bureaucracyrecognition ) , tidak pula membutuhkan pengakuan sosial ( social recognition) ,hanya bersandar pada pengakuan historis ( historical recognition ). Lukas Kristanto mengimbau untuk melihat asal istilah Kristen secara
historis.Kata Kristen berasal dari bahasa Yunani Khristianos (Inggris =
Christian) , berakar dari
kata Khristos. Khristianos artinya pengikut atau murid Kristus. Makna implementatifnyaadalah semua orang yang mengikuti ajaran-ajaran
Kristus.Dalam Perjanjian Baru, kata ini pertama kali dipakai di Antiokhia
(Kisah Rasul11:26). Kata Kristen pada ayat ini bukan bersifat menamakan diri
sendiri ( self-naming )oleh
murid-murid pada saat itu, tetapi penamaan itu dilakukan pihak lain. Menurut
Xavier Leon-Dufour, guru besar theologi Lyon-Fourviere, penamaan itu
diberikan oleh pemerintah Roma. Sifat kalimat pada ayat tersebut berbentuk
pasif (passive sentence),yang berarti orang ketiga-lah yang memberi nama itu. Masyarakat
Kristen di Antiokhia pada saat itu belum mempunyai formasi theologiyang jelas,
belum ada doktrin Trinitas, Inkarnasi, Kenosis, penebusan dosa, dan
lain-lain.Kata Kristen masih terkait dengan murid-murid, yang setia menjalankan
ajaran-ajaranrabinik Yesus. Khususnya, ajaran-ajaran moral Kotbah Yesus di
bukit (Matius 5-7), danajaran keesaan Allah, karena sejak bangsa Yahudi
berserakan (Yahudi diaspora), ajaran sinkretisme
bercampur dalam keimanan Yahudi. Jadi secara
etimologi dan secara biblikal, tidak ada ayat dalam Bible yang dengan lugas mengatakan bahwa percaya pada Kristus yang disalib sebagai juru
selamat disebut Kristen. Itu
hanya pengakuan gereja, yang dilembagakan dan akhirnya menjadi dogma. Kaum Unitarian percaya Yesus mengajarkan keesaan Tuhan (Tuhan), dan kaum
inimenganggap dirinya Khristianos (Kristen), pengikut ajaran Yesus.
Posisi Bible
bagi penganut Unitarian
Pertanyaannya kemudian, apakah kaum Unitarian masih mempercayai
Biblesebagai kitab suci, padahal kitab tersebut sudah mengalami distorsi
(sebenarnya tidak sajadistorsi, namun juga interpolasi) ? Menurut Lukas
Kristanto, jawabannya bisa ya, juga bisa tidak. Jawaban ini tampak ambivalen,
tetapi ambivalensi ini menyangkutkarakteristik Unitarian dalam memposisikan
Bible sebagai kitab (suci).Mengapa ambivalen? Unitarian percaya tidak seluruh
isi Bible mengalami distorsi-interpolasi.
Ada bagian yang mendekati otentisitas sejarah, terutama yang berkaitan
dengan keesaan Tuhan (unity of God), baik di Perjanjian Lama (PL)
maupunPerjanjian Baru (PB). Bible dalam
bahasa Indonesia masih didominasi versi LAI (Lembaga Alkitab Indonesia), tidak seperti yang English version, yang begitu banyak
versinya: King James, Moffatt’
s The Bible, The Coptic Version, Scholar’ s Version, New
International Version (NIV), Newcome,
International Bible Translators
, dan lain-lain.Bahkan beberapa terjemahan dengan ekstrim menghilangkan
ayat-ayat distorsi, seperti: Revised
Version-Improved and Corrected, The New Testament in an Improved
Version, International English Bible-Extreme, the American Bible Revision
, dll. Sehingga tidak ada preferensi lain bagi pembaca dalam bahasa
Indonesia, kecuali bagi Unitarian bisa berbahasa Inggris (karena banyak
versi).
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
menarik sekali, saya yakin kita adalah anak cucu nabi adam dan penerus dari nabi Ibrohim semuanya adalah pengikut monothoisme tidak ada tuhan selain Allah SWT, bila ada yang mengaku mengikuti jalan Ibrahim tapi ia menduakan Allah atau mensifatkan Allah pada mahluknya pasti ia adalah pembohong.
ReplyDeleteartikel ini sangat bermanfaat. menambah pengetahuan saya
ReplyDeletebaru tahu aku ada info seperti ini!
ReplyDelete