Islam di India

2 comments




India Akan Kalahkan Indonesia Soal Pemeluk Islam



Sejumlah umat Muslim melakukan salat Idul Adha berjamaah di kawasan Masjid Lakemba di Paul Keating Park, Sydney, Australia, 4 Oktober 2014. (Michele Mossop/Getty Images) 
TEMPO.CO, Jakarta - Hasil penelitian dari Pew Research Center menyebutkan pertumbuhan pemeluk agama Islam di dunia diprediksi akan lebih banyak dibandingkan dengan jemaat Kristen. Bahkan, pada 2070, jumlah umat muslim diperkirakan paling besar di dunia.  Salah satu penyebabnya jumlah umat muslim di India menjadi terbesar di dunia. "Melebihi jumlah umat muslim di Indonesia," ujar laporan Pew awal April 2015. "Walau mayoritas di India pemeluk agama Hindu, tetapi, jumlah penganut agama Islam di India pada 2050 hingga 2070 akan menjadi paling besar di dunia."
         Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia pada 2010, total penduduk Indonesia mencapai 238 juta jiwa. Jumlah penganut agama Islam mencapai 87 persen atau sekitar 207 juta jiwa. Sedangkan pemeluk Kristen mencapai 7 persen atau 16,6 juta orang. Ada pun di India dengan total penduduk 1 miliar jiwa pada 2013, penganut Hindu sekitar 80,5 persen atau 857 juta jiwa, dan pemeluk Islam sebanyak 16,4 persen atau 174 juta jiwa.

            Penelitian Pew ini berdasarkan data yang dimiliki oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan jumlah penduduk pada 2010 dengan total 6,9 miliar jiwa. Pada tahun itu, agama Kristen menjadi mayoritas dengan total 31,4 persen atau sekitar 2,2 miliar jiwa. Sedangkan, agama Islam, sekitar 23,2 persen atau sekitar 1,6 miliar jiwa. Tidak beragama 16,4 persen atau sekitar 1,1 miliar orang. Agama Hindu di angka 15 persen atau sekitar 1 miliar jiwa.
             Sedangkan agama Buddha mencapai 7,1 persen atau sekitar 487,8 juta jiwa. Agama lokal di angka 5,9 persen atau sekitar 404,6 juta jiwa. Yahudi 0,2 persen atau sekitar 13,8 juta jiwa. Dan agama lainnya mencapai 0,8 persen atau sekitar 58,1 juta jiwa.  
Pada 2050 dengan total populasi manusia yang diprediksi mencapai 9,3 miliar. Populasi jemaat Kristen pun nyaris diimbangi umat Islam. Yaitu, agama Kristen di angka 31,4 persen dengan total 2,9 miliar jiwa. Agama Islam dengan angka 29,7 persen atau sekitar 2,8 miliar jiwa. Tidak beragama 13,2 persen atau sekitar 1,2 miliar jiwa. Agama Hindu 14,9 persen atau sekitar 1,4 miliar jiwa.
Agama Buddha 5,2 persen atau sekitar 487 juta jiwa. Agama lokal sekitar 4,8 persen atau 450 juta jiwa. Yahudi 0,2 persen atau sekitar 16 juta jiwa. Dan agama lainnya 0,8 persen atau sekitar 61,4 juta jiwa.

            Jika angka tersebut tidak banyak berubah, jumlah seluruh pemeluk muslim di dunia akan setara dengan jumlah jemaat Kristen atau sekitar 32,3 persen pada 2070. Sedangkan, jumlah umat muslim akan terus bertambah dan diprediksi akan meningkat menjadi 35 persen dari populasi manusia tahun 2100.  Pada 2100, umat muslim akan lebih banyak daripada jemaat Kristen. Yaitu, dari seluruh populasi di dunia, maka sekitar 35 persennya akan memeluk agama Islam, sedangkan 34 persen menjadi jemaat Kristen. Sisanya, pemeluk agama Hindu, Buddha, agama kepercayaan, Yahudi, dan tidak beragam

Fakta Penting yang Harus Anda Tahu Tentang Muslim di India
Di ambil dari : Orang dalam, by Rasmara7 months ago 

Sampai saat ini, pemeluk Islam di negara India memang terus meningkat. Bahkan seorang peneliti memperkirakan pada tahun 2070 muslim di India akan jadi terbanyak di dunia. Hal ini disebabkan umat Islam memiliki kesuburan tinggi, rata-rata memiliki 3 anak.
Di tahun 2013, India memiliki 1 milliar penduduk dan 174 juta jiwanya adalah pemeluk Islam. Dari hasil riset, telah membuktikan bahwa perkembangan Islam tertinggi berasal dari India dan Afrika. Perkembangan itu jadi kabar gembira bagi muslim lainnya. Kira-kira, seperti apa kehidupan muslim di India ya? Berikut 5 fakta tentang muslim India yang harus kamu tahu.
Peci Plastik di Masjid
Sehari dalam seminggu, kaum Adam memang diwajibkan untuk melaksanakan sholat Jum’at berjamaah di masjid. Kita pasti tidak asing dengan pria Indonesia yang berbondong-bondong ke masjid. Penampilan mereka rata-rata sama, berpeci lengkap dengan sarung.
Namun berbeda dengan di India yang memiliki kebiasaan unik. Warga muslim yang datang ke masjid tidak perlu menggunakan peci, karena masjid sudah menyiapkan peci plastik. Sungguh unik ya.
Tempat Wudhunya Duduk
Rata-rata tempat wudhu di masjid memang dirancang untuk digunakan sambil berdiri. Namun berbeda dengan India, tempat wudhunya memiliki kursi. Wah, jadi bisa wudhu sambil beristirahat ya.
Ingin coba? Sepertinya tempat wudhu berkursi memang nyaman digunakan. Siapa tahu di masa depan Indonesia juga terispirasi dan menggunakan model tempat wudhu duduk.


Perempuan Dilarang Masuk Masjid 

Sholat berjamaah adalah hal yang dianjurkan. Keutuamaannya sudah jadi rahasia umum. Itulah sebab di Indonesia banyak dibangun masjid yang memungkinkan tiap warganya untuk sholat berjamaah.
Namun sayangnya, bagi seorang muslimah di India dilarang masuk masjid. Masjid adalah tempat khusus pria. Waduh, susah juga ya bagi wanita India yang sedang diperjalanan, pasti susah jika akan melaksanakan sholat.

Mayoritas Muslimah India Berpakaian Hitam

Di negara kita, muslimah dibalut dengan pakaian beraneka warna. Jilbab yang dijual pun bermacam motifnya. Sangat kontras dengan di India, mayoritas muslimah hanya menggunakan pakaian hitam.
Tak hanya berpakaian hitam, wanita Islam di India juga mengenakan cadar. Menyisakan mata dan telapak tangan saja. Kalau begitu, jadi muslimah selalu berseragam dengan muslimah lain ya.

Hampir Semua Muslim di India Bisa Berbahasa Urdu

Urdu adalah bahasa termuda dari cabang Indo-Arya. Bahasa ini diperkirakan berasal dari bahasa Khari Boli yang dituturkan penduduk kota New Delhi. Tidak semua penduduk India bisa menggunakan bahasa ini.
Namun nyaris semua muslim di India bisa berbahasa Urdu. Seolah jadi bahasa pemersatu umat Islam di India. Kalau di Indonesia, kira-kira apa yang bisa mempersatukan muslimnya?
Sebagai umat muslim, kita semua bersaudara. Berkembangnya umat Islam di negeri Hindustan selayaknya membuat kita bangga. Lantas, bagaimana menurut Anda tentang perkembangan Islam di Indonesia?


Muslim di India, Jumlahnya Hanya 12% Saja, tapi …
Di ambil dari ISLAMPOS


DI India, Kashmir tetap menjadi perdebatan yang panjang. Wilayah itu masih menjadi rebutan berbagai pihak. Ini tidak lepas dari sejarah India yang menorehkan banyak hal dengan negara lain. Lalu, di mana posisi orang Islam di India?

             Orang Islam di negara Mahatma Gandhi ini hanya berjumlah 12% saja. Tapi pengaruhnya di negara itu lebih kuat daripada komunitas manapun di salah satu negara yang berpenduduk paling banyak di dunia ini. Pasalnya, banyak para penguasa yang beragama Islam di India. Kebanyakan mereka adalah pendatang yang berasal dari Barat. Ini cukup mengherankan juga. Maklum, kita tahu, Islam pertama kali datang dari tanah Arab Saudi, tapi orang Islam yang menyebar di India justru kebanyakan bukan berasal dari negara-negara Arab. Para penyebar Islam di India pada mulanya hanya bekerja sendirian. Mereka melihat India mempunyai potensi yang cukup menjanjikan untuk penyebaran Islam.
           Para penyebar ini berdatangan mulai abad ke-11, antara lain berasal dari Turki, Iran, dan Afghanistan. Tapi yang paling terkenal adalah Khwaja Chisti—berasal dari Iran dan mengenalkan aliran sufi. Namun sejarah mencatat, Islam sendiri masuk ke India lebih banyak melalui perjuangan panjang dengan hunusan pedang. Artinya pada waktu itu, orang India dihadapkan pada pilihan antara perang ataukah memeluk Islam. Maklum, para penyebar Islam di negara itu harus menghadapi sekitar 83% penduduk India yang memeluk agama Hindu. Selain itu, orang pun dihadapkan pada persoalan pajak yang sangat tinggi.
            Sebenarnya proses pengenalan orang India terhadap Islam bermula pada abad ke-8 ketika orang-orang Arab mulai menaklukkan India Utara dan Pakistan. Setelah orang-orang Arab memulainya, muslim lain dari negara lain pun mengikutinya. Tapi gelombang masuknya orang-orang muslim ke India ini tidak berlanjut dan tidak semua dari mereka militan terhadap Islam sendiri. Malah salah seorang kaisar Moghul, Akbar, sangat liberal dan yang lebih parah ia mendirikan agama baru, Din E Elahi. Kelakuan Akbar ini sangat kontras dengan putranya yang kemudian memerintah, Aurangazeb yang sangat memegang teguh ajaran Islam. Aurangazeb sangat memperhatikan kesejahteraan kaum muslimin di negeri itu.
               Kebanyakan para pemeluk Islam di India berasal dari kelas yang rendah. Selain komunitas muslim ini, ada juga orang-orang Islam yang berasal dari keluarga penguasa namun dari beberapa kerajaan India yang berbeda. Tadinya mereka adalah orang-orang Hindu yang berkasta ksatria. Para penguasa Islam yang berbeda ini banyak mendatangkan para pedagang, pengusaha, dan budak-budak dari berbagai negara seperti Rusia, Afghanistan, Turki, Afrika dan beberapa negara Arab. Orang-orang ini menetap di India dan menikahi orang pribumi kemudian membawanya untuk menjadi pemeluk Islam. Pada permulaan abad ke-20, beberapa organisasi reformis muslim melibatkan diri dalam pemerintahan di India. Mereka ingin agar ajaran Islam mewarnai negara yang mempunyai bahasa resmi Hindi ini.
                India memperoleh kemerdekaannya dari Inggris pada tanggal 15 Agustus 1947. Tapi tentara Inggris baru benar-beanr meninggalkan India pada tahun 1950. Orang India sendiri anehnya merayakan hari kemedekaannya setiap tanggal 26 Januari. Alasannya, undang-undang India sendiri memang dibentuk pada tanggal itu tahun 1950. Tadinya sebelum India merdeka tahun 1947, negara-negara tetangga India seperti Pakistan, Bangladesh, Myanmar, dan Yaman bagian India-Inggris, dan semua daerah itu dianggap sebagai India. Namun kemudian wilayah-wilayah itu terpecah-belah. India akhirnya benar-benar hanya dikuasai oleh Inggris saja.
               Setelah mendapatkan kemerdekaannya, dalam kurun waktu 50 tahun, India muncul sebagai salah satu kekuatan ekonomi yang pesat di dunia. India menduduki peringkat ketujuh sebagai negara terluas di dunia namun juga menduduki peringkat dua dalam hal populasi penduduknya yang berjumlah lebih dari sekitar 900.543.000.
Perjalanan kemerdekaan India tidak mulus begitu saja. Setelah merdeka India megalami masa-masa sulit yaitu berkonfrontasi dengan Pakistan antara tahun1965 sampai 1971 perihal Kashmir—bahkan berlanjut sampai sekarang. Selain itu juga Bangladesh pun turut serta dalam perselisihan ini. Tahun 1962, India juga mengalami perang dengan China.

New Delhi, Pusat Perkembangan Islam di India
Rep: Prima Restri Ludfiani/ Red: Karta Raharja  

Ratusan ribu jamaah Muslim India shalat subuh di Masjid Jami New Delhi, Ahad 27 Maret 2011
REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Masyarakat Muslim memang tidak mayoritas di India. Tapi, tidak di Ibu Kota New Delhi yang merupakan kota dengan populasi Muslim tinggi di India.

               Ya, New Delhi sudah menjadi pusat Islam Kerajaan Moghul. Hingga kini, Islam tumbuh dan berkembang dengan baik disana. Bahkan di pemerintahan profesional, Muslim juga tampil sebagai pejabat maupun anggota dewan. Tak hanya itu, para cendikiawan di New Delhi juga mayoritas Muslim jebolan dari perguruan-perguruan tinggi Islam. Fachrul Ratzi, seorang siswa Program Belajar Dakwah Jemaah Tabligh Indonesia mengungkapkan, hampir semua golongan di Kota New Delhi menerima kehadiran Islam. Kecuali satu sekte yaitu Sikh. Sekte ini menurut Ratzi memiliki kebencian khusus terhadap kaum muslimin. "Seringkali orang dari sekte Sikh memancing keributan atau mencari gara-gara. Sementara sebagian besar keturunan Sikh berprofesi sebagai polisi," sebut Ratzi. Islam yang selalu dipandang radikal oleh Barat, tidak tergambar di New Delhi. Pemerintah India bahkan memberlakukan hari libur saat perayaan hari besar agama Islam.
Sementara dari sisi pakaian, meski tak berjilbab, para muslimah di New Delhi tetap menggunakan baju panjang yang relatif tertutup. New Delhi juga menjadi tempat berkumpulnya komunitas Muslim. Meski beragam, tapi komunitas itu cenderung seragam yakni memiliki menganut mahzab Hanafi. Dan hanya beberapa saja yang bermahzab Syiah. Ratzi menjelaskan, sejak 2000 lalu, kesadaran kebangkitan mempelajari Islam mulai menyebar di New Delhi. Hal ini ditandai dengan bermunculannya taman pengajian Al Quran (TPA).

               Hingga saat ini semakin berkembang dan setiap masjid kini memiliki TPA. Kehadiran TPA dinilai sangat efektif dalam membangkitkan ajaran Islam. Dengan membuka TPA dari pagi hingga sore, tiap anak bisa menyesuaikan waktu belajar di TPA tanpa tertinggal dari sekolah umum. TPA ini bisa diikuti oleh anak-anak dari tingkat sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA). Dari TPA ini pula lahirlah hafidz Al Qur'an di kota New Delhi.
Dan bukti terabsah dan tidak bisa terbantahkan dari pesatnya perkembangan Islam di New Delhi adalah kehadiran Taj Mahal, satu dari keajaiban dunia. Bangunan indah dan megah itu sumbangan peradaban masyarakat Muslim, sebuah karya arsitektur yang sangat tinggi. Taj Mahal merepresentasikan kemajuan masyarakat Muslim pada zamannya, sekaligus menunjukkan kepada dunia betapa peradaban masyarakat Muslim sudah sedemikian maju.

              Taj Mahal yang terletak di pinggir Sungai Yamuna, Agra, India sekitar 190 kilometer dari New Delhi, dibangun Syah Jehan Raja Mogul V untuk menghormati istrinya Arjuman Banu Begum atau Mumtaz Mahal. Istana pilihan yang di dalamnya terdapat makam mulai dibangun pada 1632 silam dengan mempekerjakan 20 ribu orang. Pemangunan itu menelan biaya 40 juta rupee. Bangunan inti selesai pada 1643 dan secara keseluruhan rampung pada 1654.

              Taj Mahal juga menjadi lambang kejayaan Dinasti Mogul, stabilitas di tengah penduduk yang majemuk namun kepemimpinan raja bijak. Meski menganut ajaran Islam, Dinasti Mogul tetap tetap memberikan hak hidup terhadap beragam agama dan keyakinan. Syah Jehan mewarisi kebijakan pendahulunya dalam kepemimpinan sehingga tampil sebagai pemimpin yang sukses.

Muslim India Pertimbangkan untuk Akhiri Kurban Sapi 

Sebuah pasar hewan di negara bagian Bengal Barat menjual sapi-sapi korban menjelang IIdul Adha, 19 September 2015 (Photo: VOA/ S. Rahman)
Mempertimbangkan perasaan umat Hindu, yang menganggap sapi sebagai hewan suci akan membantu mendorong kerukunan, mengirim pesan baik tentang Islam kepada non-Muslim. KOLKATA, INDIA
Beberapa ulama Islam dan kelompok-kelompok Muslim di India telah menyerukan umat Islam untuk menahan diri agar tidak mengurbankan sapi dalam hari raya Idul Adha kali ini, untuk menghindari sentimen keagamaan negara yang mayoritas beragama Hindu yang menganggap sapi sebagai hewan suci.
             "Untuk menjaga perdamaian, umat Islam harus menghentikan pemotongan hewan kurban sapi, lembu dan kerbau selama Idul Adha. Jika mereka melakukannya, itu akan (dapat) menjaga perasaan masyarakat mayoritas Hindu, membantu menumbuhkan kerukunan dalam masyarakat dan mengirim pesan yang baik tentang Islam dan ajaran yang damai dan cinta kepada non-Muslim," demikian kata seorang cendekiawan Islam di Hyderabad, Syed Hussain Madani, yang meluncurkan kampanye anti-penyembelihan sapi, kepada VOA.
           Sementara seruan Hussain Madani mendapat sambutan baik dari kelompok Hindu dan memenangkan dukungan dari beberapa Muslim, masih banyak dari masyarakat minoritas lainnya (Muslim dan Kristen India) percaya bahwa pengurbanan hewan sapi harus terus dilaksanakan.
"Karena alasan ekonomi dan lainnya, Muslim di banyak daerah lebih memilih untuk mengurbankan sapi saat Idul Adha. Orang harus memiliki hak untuk mempraktekkan iman mereka secara bebas. Jika pemotongan sapi dianggap ilegal di wilayah mereka, mereka tidak harus berhenti melakukan kurban dengan sapi," kata Maulana Sharafat Abrar, pemimpin masjid di Kolkata. Dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar negara bagian India telah melarang penyembelihan sapi dan beberapa telah menempatkan pembatasan terhadap penjualan daging sapi.
              Hal tersebut telah menimbulkan berbagai reaksi di beberapa daerah Kristen, Muslim dan non-Hindu atas larangan terhadap makanan pokok bagi banyak orang tersebut. Beberapa kelompok sayap kanan Hindu mendesak larangan nasional untuk penyembelihan sapi. Tahun lalu, dalam beberapa kasus, kelompok beragama Hindu menyerang umat Muslim yang sedang membawa sapi, yang dimaksudkan untuk dipotong sebagai hewan kurban. 
Penjualan sapi-sapi untuk kurban menjelang Idul Adha di sebuah pasar di negara bagian Bengal barat, 19 Sept 2015. (Photo by - S. Rahman/VOA)





Shah Rukh Khan: Dilema Muslim di Bollywood
Diambil dari DW Made for Mind

Mega-bintang India, Shah Rukh Khan, menyatakan tidak butuh nasihat dari Pakistan mengenai keselamatannya setelah artikel yang ia tulis memicu konflik verbal antara New Delhi dan Islamabad.
Aktor Bollywood Shah Rukh Khan menekankan bahwa dirinya merasa 'aman dan bahagia' setelah artikel mengenai dirinya sebagai seorang Muslim di India yang mayoritas Hindu mendorong debat di India dan bahkan dunia. Dalam artikel untuk majalah Outlook yang terlampir pada harian The New York Times, Khan menulis bahwa dirinya kadang-kadang menjadi 'obyek para pemimpin politik yang memilih untuk menjadikannya simbol bagi segala hal yang dianggap salah dan tidak patriotik mengenai Muslim di India.' Khan juga mengatakan dirinya terkadang dituding memiliki titik lemah terhadap negara Muslim tetangga Pakistan dan pernah didesak sejumlah petinggi untuk meninggalkan India dan kembali ke negara yang mereka sebut sebagai 'tanah air Khan yang sebenarnya.'
Khan, seperti sejumlah aktor Bollywood beragama Islam lainnya, mempunyai akar keluarga di Peshawar, sebuah kota di barat laut Pakistan. Legenda Bollywood lainnya, Yousuf Khan, yang memiliki nama tenar Dilip Kumar, lahir di Peshawar.
                Khan yang dianggap bintang film terbesar di India sangat populer baik di kalangan Hindu maupun Muslim. Ia telah membintangi sekitar 75 film, termasuk film-film terlaris India. Khan bisa disebut sebagai aktor India paling populer di dunia.
'Nasihat yang tidak diminta'

Menteri Dalam Negeri Pakistan Rehman Malik menanggapi artikel Khan dengan melempar saran kepada pemerintah India untuk memperketat pengamanan terhadap aktor tersebut. New Delhi membalas komentar Malik dengan tajam dan balik menganjurkan Malik untuk mengurusi keamanan warga Pakistan daripada memberi nasihat perihal Khan.

India menuding Saeed sebagai otak di balik serangan teror di Mumbai tahun 2008 Hari Selasa, tanggal 29 Januari, Khan membacakan sebuah pernyataan kepada kalangan wartawan dan mengatakan artikelnya telah 'diputar-putar tanpa alasan.'
"Artikel saya tidak menyebutkan atau menyiratkan secara langsung maupun tidak langsung bahwa saya merasa tidak aman, bermasalah ataupun terganggu di India," jelasnya. "Saya ingin mengatakan kepada semua pihak yang menawarkan nasihat yang tidak diminta kepada saya bahwa kami di India merasa benar-benar aman dan bahagia. Kami punya cara hidup luar biasa yang demokratis, bebas dan sekuler."
Khan dan Hindu sayap kanan

Namun Khan memiliki hubungan yang sulit dengan kelompok Hindu sayap kanan di India, terutama dengan organisasi konservatif kanan Shiv Sena. Sena mempunyai basis dukungan besar di ibukota finansial India, Mumbai, yang juga menjadi markas Bollywood. Partai tersebut terkenal lantang melawan Pakistan dan Muslim.
Pada tahun 2010, Shiva Sena memboikot film Khan "My Name is Khan" (seputar kehidupan seorang autis Muslim Amerika pasca 11 September) setelah Khan berbicara membela pemain-pemain kriket Pakistan yang bermain untuk Liga Utama India (IPL). Khan menolak meminta maaf kepada Bal Thackeray, ideolog dan pemimpin Sena saat itu, atas komentarnya.
               Pengamat menilai insiden semacam ini menjadi alasan bagi banyak kelompok sayap kanan Pakistan dalam menuding India memperlakukan warga Muslim dan para bintang beragama Islam dengan buruk. Partai-partai Islam di Pakistan kerap menggunakan insiden di India untuk mengklaim bahwa Pakistan adalah tempat yang lebih baik untuk Muslim daripada India.
Tidak mengherankan, ketua organisasi militer terlarang Pakistan Lashkar-e-Taiba (LeT) Hafiz Saeed - yang dituduh New Delhi sebagai dalang serangan teror Mumbai tahun 2008 - merespon artikel Khan dalam sebuah pernyataan dan mengajaknya bermigrasi ke Pakistan apabila Khan tidak merasa aman di negaranya sendiri.
Seniman Muslim di Bollywood
               Peerzada Salman, seorang kritikus budaya pada surat kabar Pakistan 'Dawn,' berkata kepada DW bahwa Khan adalah seorang aktor fenomenal dengan banyak pemuja baik di India maupun Pakistan. Ia menilai Khan selalu menjadi 'orang luar' dalam industri film India dan kesuksesannya membuat banyak orang cemburu. Film-film Khan cukup populer di Jerman dan negara Eropa lainnya
"Saya ingat saat Khan mulai populer pertengahan 90-an, seorang jurnalis India menulis artikel menghubungkan kesuksesan Khan dengan naskah dalam bahasa Urdu yang menurut sang jurnalis adalah bahasa Muslim," Salman berkisah, menunjukkan adanya perpecahan Urdu-Hindi di India. Namun ia juga menambahkan bahwa hanya sedikit warga India yang mempercayai hal ini. "Seniman Muslim selalu mendominasi industri film India," imbuh Salman. "Pada tahun 50-an, para aktor, penulis dan musisi Muslim berkontribusi bagi pertumbuhan industri dalam skala besar. Sebaliknya, industri film Pakistan tidak mampu berkembang dan seniman Muslim yang bermigrasi dari India ke Pakistan tidak dapat mendulang sukses." Kritikus film seperti Salman menilai tidak adil untuk membagi-bagi industri film India menurut garis-garis religi.
"Menurut saya ini salah Shah Rukh Khan juga. Ia selalu emosional menyangkut hal-hal seperti ini. Ini juga menyangkut temperamennya."
Reaksi seniman Pakistan


Aktor dan penari Pakistan yang tinggal di Karachi, Suhaee Abro, memandang Mendagri Malik sangat munafik karena menyuruh pemerintah India untuk meningkatkan pengamanan Khan. Menurut Abro, justru Pakistan yang tidak aman bagi para seniman.
"Guru tari saya Sheema Kirmani seringkali diancam (karena mengorganisir pertunjukan-pertunjukan tari). Para Mullah mengancam untuk menyerang sebuah sekolah musik di Karachi, tempat saya pernah mengajar. Tapi kami tetap bekerja. Bahkan semakin banyak orang yang menggeluti seni pertunjukan," kata Abro kepada DW. Khan juga memiliki tim dalam liga utama kriket di India
           Khizar Sharif, seorang penggemar Bollywood di Karachi, berkata kepada DW bahwa orang-orang seperti Hafiz Saeed dari LeT sebaiknya 'menutup mulut mereka dan mengurusi kehidupan sendiri.'
"Saeed yang mencoba menghancurkan perdamaian antara India dan Pakistan," ujar Sharif. "Dan Malik seharusnya fokus kepada kerjaannya sebagai menteri luar negeri dan bukan mengkhawatirkan 'Raja Bollywood.'"
               Penggemar Bollywood lainnya Zakria Zubair di Islamabad kepada DW mengatakan bahwa Malik 'mempunyai reputasi, kerap membuat pernyataan bodoh dan kemudian menariknya kembali.'
"Media India harus menyadari bahwa tidak ada seorang pun di Pakistan yang menilai penting pernyataan apapun yang terlontar dari mulut Malik. Seluruh isu ini begitu dibesar-besarkan. Media India harus menyudahi obsesinya terhadap Hafiz Saeed," Zubair berkomentar.
Lampaui perbatasan

Khan juga sangat populer di Eropa dan Jerman. Bagi banyak warga Jerman, Bollywood begitu sinonim dengan Shah Rukh Khan. Film-film Khan ditayangkan secara reguler di saluran-saluran televisi Jerman.

Malik dihujani kritik di Pakistan karena tidak mengatasi terorisme secara efektif
Baik Sharif maupun Zubair menilai popularitas Khan melampaui baik batasan negara maupun agama.
"Tidak ada dua pendapat bertentangan mengenai popularitas Shah Rukh Khan di Pakistan. Anda dapat melihat anak-anak menari dengan lagu-lagu Khan dan para lekaki muda benar-benar mempercayai karakter-karakter romantis yang diperankan Khan," ungkap Sharif kepada DW.
Zubair juga yakin bahwa Khan 'benar-benar populer' di kalangan hampir seluruh kelas sosial-ekonomi di Pakistan. "Setiap perempuan diam-diam menginginkan pacar, tunangan atau suaminya seperti Khan. Begitu populernya dia."
Terlepas dari apakah Khan memutuskan untuk pindah ke Pakistan atau tetap tinggal di India, sang mega-bintang tak diragukan lagi pasti diterima di negara manapun.


SEJARAH MASUKNYA ISLAM di INDIA
Di ambil dari makalah Fajar Gumilar Rizqi Fauzi
        Kondisi India Sebelum masuknya Islam
Sekitar 6000-5000 SM bangsa Dravida datang ke India dari Asia Barat dengan kepercayaan bahwa Tuhan bersifat abstrak. Mereka kemudian dianggap sebagai bangsa asli dari India. Pada abad ke 6 datang lah bangsa Aria dari Persia dengan membawa kepercayaan bahwa Tuhan bersifat nyata, mereka menyembah api, matahari, bulan sungai, pohon, serta dewa-dewa. Untuk menyenangkan dewa-dewa, mereka menyembelih manusia sebagai kurban.
Pada dasarnya di India sendiri terdapat dua golongan yang berbeda kepercayaan. Yang pertama golongan dari Dravida yang dengan keyakinannya meyakini bahwa Tuhan bersifat abstrak dan yang kedua adalah bangsa Aria yang mempercayai bahwa Tuhan ialah sesuatu yang bersifat nyata. Akibat adanya perbedaan dalam keyakinan tersebut, terjadilah perpecahan diantara keduanya yang akhirnya dimenangkan oleh bangsa Aria. Oleh sebab itu bangsa Aria memaksa bangsa Dravida untuk menganut kepercayaan mereka. Seiring berjalannya waktu, kepercayaan ini berkembang menjadi agama Brahmana atau agama Hindu yang kita kenal sekarang ini. Agama hindu pun melahirkan beberapa kasta, yakni kasta Brahmana, kasta Ksatriya, kasta Waisa, dan kasta Sudra.
Pada tahun 599 SM lahir Mahawir yang mempeloperi lahirnya agama Jaina. Dasar dari agama Jaina ialah meninggalkan kemewahan. Seiring berjalannya waktu agama ini melebur menjadi satu ke dalam agama Hindu, kemudia pada tahun 557 SM lahir Gautama Budha di Kapilabastu, kaki gunung Himalaya yang menjadi tonggak awal berdirinya agama Budha. Isi agama Budha adalah tidak ada sistem kasta, tidak boleh hasad (dengki), harus bersifat toleran, dermawan, berfikir yang baik, sabar dengan penuh kesadaran, pekerjaan yang baik, dan menyerahkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Kondisi politik yang terjaadi pada masa ini juga mengalami pasang surut pemerintahan. Pada masa Harshavardana, seorang penguasa besar Hindu terakhir, kerajaannya jatuh karena adanya kerusuhan diantara putra mahkota untuk memperebutkan kekuasaan. Bagian yang tersisa dari negeri ini dibagi-bagikan diantara banyaknya penguasa independendengan beragam tingkat kekuasaan dan kehormatan. Kondisi politik di masa ini ialah raja ditempatkan sebagai kepala dministrasi, bisa juga disebut sebagai diktator. Adapula menteri-menteri yang bertugas membantu dan memberi saran kepada raja dalam rangka meringankan tugas-tugas nya. Namun, seorang raja tidak terikat untuk menerima saran-saran mereka. Kerjaan juga dibagi menjadi beberapa provinsi, kepala provinsi disebut Uparika. Provinsi dibagi menjadi beberapa distrik yang disebut Vaisaya yang dipimpin oleh seorang Vaisayati. Desa merupakan unit terkecil yang dikepalai oleh seorang Panchayat.
Kondisi ekonomi pada masa inidapat dikatakan makmur. Masyarakat pada umumnya bekerja di bidang pertanian dan negara mendorong tumbuhnya industri. Bangla dan Gujarat terkenal sebagai produsen dan pengekspor barang-barang tekstil kapas.
Kondisi agama yang terdapat pada masa ini aialah terdapat tiga agama yang populer, agama tersebut adalah Hindu, Jaina, dan Budha. Dari ketiga agama itu, agama Hindu adalah agama yang paling dominan. Mayoritas raja-raja menganut agama Hindu untuk menjadikan pedoman dalam kegiatan bernegara nya. Kondisi sosial yang terjadi adalah terbaginya masyarakat ke dalam suatu kasta-kasta. Kasta Brahmana bekerja sebagai tentara, kasta Ksatria bekerja sebagai pedang dan kasta Waisya serta Sudra berperan sebagai pemimpin.
Masuknya Islam di India
awal masuknya Islam secara formal di India dapat dibagi dalam 4 tahap antara lain yaitu:
 
1.    Nabi Muhammad SAW
Masuknya Islam di India pada masa Nabi lebih banyak melalui jalan informal. Keterangan mengenai Islam masuk ke India hanya sedikit yang dapat diketahui. Rasulullah telah mengetahui tentang daerah India dari para pedagang yang telah lama berhubungan dagang dengan daerah tersebut.
Pada tahun 630-631 M Nabi mulai berhubungan dengan luar, dengan cara mengirim utusan dan menerima kunjungan baik dalam negeri maupun dari luar negeri. Pada masa ini, Cheraman Perumal, Raja Kadangalur dari pantai Malabar yang telah memeluk agama Islam datang mengunjungi Nabi.
2.    Khulafaur Rasyidin dan Dinasti Umayah Pada zaman pemerintahan Khalifah Umar bin Khatab pada tahun 637-638 M/ 15 H, pemimpin perang Usman bin Abi al-Staqafi, telah membawa tentaranya menuju Timur. Pada tahun 643-644 M/ 22 H, angkatan perangnya telah sampai di Persia. Pada saat yang sama Abu’l As Mughira menyerang Sind, tetapi kemenangan ada di pihak Sind. Karena, tenggelamnya armada laut di teluk Persia, disamping itu karena tentara Arab kurang ahli perang di laut dibanding perang di darat, maka selanjutnya invasi melalui laut dilarang oleh Khalifah Umar bin Khatab.
               Pada masa khalifah berikutnya, Usman bin Affan, telah dikirim utusan yang dipimpin oleh Hakim bin Jabalah untuk meninjau keadaan wilayah India yang luas tersebut. Khalifah terakhir dari khulafaur Rasyidin, Ali bin Abi Thalib, telah mengirim utusan dibawah pimpinan al-Harist bin Murrah al-Abdi. Semua utusan tersebut menyelidiki adat istiadat dan juga penghubung dan jalan-jalan yang akan mempermudah untuk menjangkaunya kelak. Inilah awal mula menyebarnya Islam ke India melalui jalan darat. Sejak saat itu India menjadi perhatian  dan minat orang-orang islam yang secara berangsur-angsur menjalin hubungan kesana.
3.     Dinasti Ghazni
Pada permulaan abad x M, 961-962 M, berdiri Dinasti Ghazni yang terkenal karena berani dan gagah perkasa berperang. Mulanya kerajaan ini hanya sebuah keajaan kecil dalam kerajaan Bani Saman dan nama pendirinya adalah Alptgin.
Alptgin pada mulanya adalah seorang budak yang dimiliki oleh Dinasti Samaniyahdi bawah pimpinan Abdul Malik putra mahkota kelima dalam keluarga Samaniyah. Setelah kematian tuannya dan merdeka, ia pergi ke Ghazni suatu tempat yang sangat strategis (dalam wilayah Afganistan sekarang) mengalahkan penguasanya Abu Bakr Lawik dan membangun pondasi bagi sebuah negara yang merdeka (961 M). Maka diperkuat kota itu, didirikan parit dan benteng. Pada tahun ke 14 kemerdekaannya, ia menghembuskan nafas yang terakhir dan digantikan oleh anaknya, Abu Ishaq. Dalam beberapa tahun Abu Ishaq menyusul ayahnya meninggal dunia dan digantikan oleh Sabuktgin ayah dari Sultan Mahmud yang terkenal, naik tahta pada tahun 977M.
                Dalam perkembangannya Dinasti Ghazni mengalami kemajuan yang sangat pesat terutama dalam periode pemerintahan Mahmud Ghaznawi. Mahmud ghaznawi bukan saja termashur karena keahliannya dalam peperangan. Lebih daripada itu pula kemasyhurannya sebagai pujangga, penyair dan pahlawan ”pedang dan pena”. Sangat besar perhatiannya kepada perkembangan ilmu pengetahuan. Saat itu Gaznah menjadi benteng tempat berkumpulnya ahli-ahli ilmu, ulama agama, ahli fiqih dan bahasa dan ahli tasawuf dan filsafat.  Di zaman itu pula hidup Abu Nashr Al Farabi sebagai filosof dan penyair Al Firdausi. Demikian juga penyair Iran yang besar Al Anshari Al Farukhliy dan Al Asjudy.dan ahli ilmu bumi yang terkenal dan ahli pula menyelidiki pokok-pokok kebudayaan hindu, yaitu Abu Raihan Al Bairuni.
             Mahmud Ghaznawi meninggal pada tahun 1030 M dalam usia 60 tahun dikota Ghazni. Banyak ahli sejarah dan bangsa Eropa mengakui kebesaran Mahmud melebihi Alexander Agung, karena Alexander setelah meninggal tidak ditemui jejaknya. Mahmud Ghaznawi meninggalkan jejak yang paling kokoh di India, yaitu pengaruh Islam dan kebudayaan yang kelak kemudian hari diikuti kerajaan-kerajaan Islam lain. 
4.       Dinasti Ghuri
Muizzuddin Muhammad bin Sam atau yang lebih populer dengan nama Muhammad Ghuri menjadi penguasa Ghazni pada tahun 1173 M. Ia adalah seorang raja yang ambisius dan terbakar oleh kecintaan terhadap penakklukan dan kekuasaan.
Muhammad Ghuri adalah seorang politisi besar dan negarawan yang berpandangan jauh ke depan. Ia merealisasikan secara penuh kondisi politik India yang bobrok dan karena itu memutuskan untuk mendirikan sebuah pemerintahan permanen di sana. Tujuan dari penaklukan Ghuri adalah untuk mendapatkan suatu kekuasaan muslim permanen di India. Ia melatih banyak administrator ahli yang makin memperbesar keyakinan dan kepercayaan dirinya. Ia juga berperang melawan negara-negara Hindu secara terus-menerus selama beberapa tahun dan selama pemerintahannya ia menunjukkan kehebatan dan ketekunan yang luar biasa.
              Prestasi yang dicapai oleh Dinasti Ghuri adalah perluasan daerahnya yang cukup luas. Mulai dari Lahore, yang meliputi daerah Punjab, ke Delhi yang meliputi seluruh daerah lembah sungai Gangga dan daerah Dekan. Selama kerajaan Guri di Lahore kedudukannya hanyalah sebagai sebagai sebuah kesultanan Islam yang sama tarafnya dengan Kamaharajaan Brahmana saja. Namun dengan berpindahnya kerajaan di Delhi Dinasti Ghuri menjadikan Maharaja diraja seluruh India.
Perbedaan yang mencolok antara Dinasti Ghuri dengan Dinasti Ghazni adalah Mahmud Ghazni sebagai panutan besar dalam seni dan pendidikan, sedangkan ghuri adalah prajurit biasa dan politisi. Mahmud Ghazni telah mengumpulkan banyak puisi dan para pujangga dalam lindungannya, sedang Muhammad Ghuri menunjukkan sedikit ketertarikan pada seni dan pendidikan. Ia hanya menunjukkan kemurahan hati pada para pelajar, tetapi ia tidak menunjukkan antusias dalam bidang seni dan karya tulis sebagaimana yang dilakukan Mahmud Ghuri.
Masuknya Islam Secara Formal

1.    Perdagangan
Jauh sebelum bangsa yunani mengenal India (V-IV SM), Orang-orang arab sudah memiliki hubungan yang erat dengan dunia timur melalui media perdagangan. Meraka singgah di pelabuhan-pelabujan India. Ketika Islam sudah lahir di Mekah yang dibawa oleh nabi Muhammad Saw. Pada tahun 610 M, maka perdagangan –perdaganagan Arab telah menganut Islam Sehingga mereka sambil berdagang juga berdakwah.
            Penaklukan Muhammad bin Qasim di India (Sind dan Multan) semakin banyak orang-orang Arab yang menetap  di sana dan melakukan perdagangan dengan orang-orang pribumi. Pusat-pusat perdagangan yang terkenal antara lain: Daibul, Pantai Malabar, pantai kalamender termasuk Ceylon, Madura, Saptagram, Chittagong, Samundar dan Akyab (sekarang Birma). Dari pelabuhan-pelabuhan tersebut di atas antara india dan arab terjalin hubungan yang lancar, saling tukar menukar komoditas pakaian katun yang bagus (Maslin), kayu Cendana, Gading Gajah, dan Lidah Buaya dari India Timur.  kota yang menjadi pusat perdagangan islam antara lain dari Multan, Lahroe, Delhi, ajmir, Allahabad, Lakhnuti, Gaur, Nadia, Sonargaun. Kota-kota tersebut memainkan peran penting dalam penyebaran agama islam melalui daratan.
             Bukti kuat adanya hubungan dagan antara Arab dengan India adalah ditemukannya koin mata uang pada zaman Khalifah Harun al Rasyid cetakan tahun 778 M. Di Mainamati dan Paharpur di India Timur.
2.    Sufi dan Mubaligh
Sejak pertama kali Islam masuk, ajaran Islam dibawa oleh alim ulama, sufi, waliullah, dan pasukan-pasukan Islam  dari Arab, Yaman, Persia, Turki, Afghanistan, dan Asia Tengah. Pengaruh ajaran Islam sangat besar terhadap kehidupan masyarakat.
               Peranan waliullah dan sufi dalam menyiarkan agama Islam ditanah India sangat besar yang ditunjukan dengan banyaknya jumlah mereka yang datang ke India. Mereka termasuk golongan pertama yang menyebarkan agama Islam sebelum Islam masuk di India secara formal. Sufi yang terkenal diantarannya adalah Abu Yazid al-Bustami (wafat 872 M). Ia berguru kepada penduduk Sind selama beberapa tahun, kemudia pindah ke India Timur (chittagong). Disana ia tinggal beberapa lama dan dikenal dengan nama Bayazid Bustami. Ketiaka ia datang kewilayah itu Islam sudah ada namun tidak banyak. Ia mendirikan Khankah (pusat penyiaran agama Islam, semacam pondok pesantren). Banyak orang yang disekitarnya belajar agama dan masuk Islam.
                 Ada beberapa sufi yang berperang melawan penguasa atas kedzalimannya terhadap rakyat biasa seperti Shah Sultan Balokhi. Ia mengalahkan raja Balaram di Horirampur dan kekuasaan diserahkan kepada bekas menteri Balaram yang sudah masuk Islam. Kemudian Shah Sultan Balokhi datang ke Mahestan-Gor pada tahun 439 H/ 1047 M dan melawan raja Pasuram. Raja yang menyembelih anak dari seorang Muslim untuk dipersembahkan kepada dewa Kali-krali itu dapat dikalahkannya. Sufi yang membasmi Syirik itu meninggal pada tahun 447 H.
Sufi lain yang datang ke India adalah Shah Sultan Rumi. Banyak orang yang masuk islam ditangannya karena kelebihannya, yaitu ketika raja Koch memberikan minuman beracun untuk mengujinya, minuman itu diminum oleh Shah Rumi dan muridnya. Racun itu sama sekali tidak berpengaruh terhadap mereka, raja dan rakyatnya masuk Islam.
               Selain yang telah disebutkan di atas, masih banyak lagi alim ulama dan sufi seperti Shah Sultan Mahisswar, Syekh Faririddin Ganj e Shakar (1176-1269 M), Syekh Bahauddin Zakariya, Syekh Nizamuddin Aulia, Syekh Syaifuddin Yanya Maneri, Syekh Nur Quthubul Alam, dan lain-lain.
3.    Perkawinan
Para ahli sejarah menuturkan bahwa kaum Muslimin yang datang ke India disamping membawa agama Islam, juga mempunyai kecakapan ilmu pengetahuan pengobatan yang mereka dapatkan dari tuntutan Hadits Rasulullah. Dari aktifitas ini banyak penduduk India yang tertarik kepada agama Islam dan juga banyak pada akhirnya terjalin hubungan perkawinan antara pasien atau keluargannya dengan orang Islam yang telah membantu menyembuhkan penyakitnya.
                Bagian terbesar orang-orang India yang masuk Islam berasal dari kalangan umat Budha dan Hindu kelas bawah bagi mereka kesederhanaan, persamaan, dan persaudaraan dalam agama, dan sistem sosial Islam sangat menarik sebagai penyelamat dari penderitaan dan tirani oleh olongan Brahmana. Meskpuin demikian, tidak sedikit juga orang-orang Hindu dari kelas atas yang masuk islam terutama melalui Perkawinan dengan Muslim.
Pranata Sosial
1.    Politik

 a.    Hubungan dengan Khalifah
Khalifah adalah pewaris Nabi saw, pemimpin masyarakat, panglima perang, pelindung, dan pelayan umat Islam. Ia memiliki dua kekuasaan, politik dan spiritual, namun tidak membuat undang-undang baru. Khalifah adalah kekuasaan politik yang memiliki daerah kekuasaan sendiri juga mempunyai kekuasaan spiritual di negara-negara Islam  seluruh dunia yang jauh dari pusat dan tidak mungkin dapat dipimpin langsung oleh khalifah.  Sultan yang tidak mendapatkan pengakuan dari khalifah dianggap tidak sah (legitimate). Muhammad bin asim adalah utusan Hajjaj untuk menaklukan Sind. Hajaj adalah gubernur jenderal yang berkuasa di wilayah timur (al masyriq) yang bertanggung jawab kepada khalifah al-Walid II.
             Sultan Mahmud, bergelar Yamid al-Daulah (Tangan Kanan Kerajaan) dan Ammin al Millah (Orang Kepercayaan Agama), dan para penggantinya adalah wakil khalifah yang resmi. Sultan Muhmmad Ghuri mendapatkan  gelar Nashiru Amirul Mukminin sebagai pengakuan dari khilafah. Mahmud membukakan pintu bagi masuknya kekuasaan Islam di India dan Ghuralah yang pertama menguasai India (sampai berdirinya kesultanan Delhi).
b.   Pemerintahan Pusat
Pada periode Dinasti Ghazni dan Ghuri tidak terdapat/dikenal hukum yang mengatur pergantian kepemimpinan. Sering seorang sultan ditentukan dengan pemilihan, tetapi kadang-kadang sultan yang seang berkuasa menentukan sendiri calon penggantinya. Pemilihan seorang sultan secara luas tergantung pada para bangsawan yang biasanya memilih berdasarkan tingkat kelayakan pribadi terhadap kepentingan Negara.
            Perwakilan khalifah di India adalah Sultan yang menerima pelimpahan kekuasaannya. Tetapi selang beberapa lama Sultan menjadi kuat dan jarak yang jauh mengakibatkan khalifah tidak lagi mungkin menerapkan kebijakannya. Karenanya sultan adalah orang yang paling penting untuk melaksanakan dan mengartikan hukum di  kerajaannya.  Penguasa India harus terikat pada dukungan aktif para bangsawan  (Noble). Ia juga harus mempertahankan kerjasama dengan para ulama dan ahli hukum mengingat pengaruh mereka yang kuat bagi masyarakat muslim. Para petani Hindu, kepala desa, zamindar (Tuan Tanah), dan Bhupati (Kepala Distrik)tidak dapat diabaikan.
         Sultan memiliki dewan (council) penasihat di mana ia meminta pertimbangan atas masalah-masah penting yang berkaitan dengan negara. Tetapi saran dari dewan tidak mengikatnya. Ia boleh menerima dan menolaknya. Pegawai tertinggi di pemerintahan pusat adalah Wazir dan departemenya disebut Diwan-e-Wazirat. Kantor keuangan pusat berada dalam kewenangan langsung wazir, selain itu dia juga bertanggung jawab terhadap kantor-kantor lain di markas besar. Wazir memiliki seorang asisten yang disebut Naib-e-Wazir. Dia memiliki dua pegawai penting yang disebut Mushrif-e-mumalik (Akuntan Publik) dan Mustaufi-e-Mumalik (Auditor Publik). Keduanya menempati tingkatan kementrian dan memiliki hubungan langsung dengan Sultan.
             Beberapa departemen lain yang penting antara lain Diwan-e-Risalah, Diwan-e-Arz, Diwan-e-Insha. Diwane-e-Risala berurusan dengan masalah keagamaan,lembaga amal, gaji untuk penerima beasiswa, dan orang-orang mulia. Diwan-e-Arz berurusan dengan kemiliteran. Diwan-e-Insha berurusan dengan kebangsawanan.
            Pengadilan /kehakiman biasanya diatur oleh kepala Qazi (Qaziul Quzat) yang membantu Mufti menjelaskan hukum. Semua kota-kita penting memiliki Qazi untuk mengatur kehakiman. Hanya orang-orang Hind mereka diputuskan oleh Panchayat (lembaga yang dikepalai oleh seorang yang berwibawa , serius dan memiliki dedikasi yang kuat di masyarakat atau semacam badan penasehat desa). Kotwal adalah pemelihara keamanan dan ketertiban . Kantor urusan yang lain disebut Muhtasib untuk mengawasi perilaku masyarakat, untuk mengendalikan pasar dan untuk mengatur timbangan dan ukuran. Sultan tetap terhubung dengan semua aktifitas masyarakat nya melalui mata-mata. Hukuman  sangat kerasdiberikan kepada kasus-kasus kriminal. Sumber pendapatan terutama bersal dari pajak tanah yang disebut Kharaj, Zakat, Jizya, Ghanimah (harta rampasan) perang, bahan tambang, kegiatan dagang dan harta warisan. 
c.    Pemerintahan Daerah
           Kerajaan dibagi dalam sejumlah propinsi, masing-masing dipimpin oleh seorang Gubernur atau wali. Gubernur bertugas mengatur administrasi sipi dan militer di propinsinya. Ia membangun misi lokal dan harus memberikan bantuan mliter kepada sultan apabila diperlukan. Kantor gubernur tidak dipimpin secara turun-temurun. Penunjukan, pergantian dan perpindahan tergantung pada keinginan Sultan. Ia dibayar dari penghasilan propinsi dan etelah membayar semua keperluan administrasi sisanya masuk ke kas negara.
2.    Ekonomi
         Jauh sebelum Islam datang, India sudah dikenal oleh para pedagang sebagai tempat persinggahan. Mereka membawa barang dagang dari India berupa hasil bumi, hasil industri tekstil seperti pakaian tenun kain wol, kain moslin, dan kain sutera, hasil industri pewarna dan tinta, industri gula, tembaga, batu dan batu bata, dan industri kertas. Impor utama berbentuk brang mewah seperti kuda untuk orang-orang kayadan expor utama berupa berbagai hasil pertanian dan industri tekstil. Harga barang-barang sangat murah dlam kondisi damai, tetapi alam kondisi kacau naik secara tidak normal. Secara kseluruhan harga barang-barang dan berbagai keperluan lain murah pada periode ini. Tetapi standar hidup orang biasa tidak tinggi, sementara para pejabat dan pegawai hidup dalam kemewahan dan kemakmuran.
3.    Sosial
            Islam mengajarkan dunia tentang persaudaraan universal. Sering seorang yang berasal dari rakyat biasa naik keposisi tertinggi dalam pemerintahan berkat jasa-jasanya. Masyarakat muslim tidak terbagi menjadi kelompok-kelompok terpisa satu dengan lainnya meskipun terdiri atas orang-orang dari berbagai profesi yang berbeda-beda. Tidak diragukan lagi bahwa ada perbedaan ekonomi, tetapi hal ini tidak menutup seseorang dari yang lainnya. Beberapa golongan masyarakat di antaranya pegawai negeri bergaji tinggi dan pedagang besar berada dalam kondisi makmur. Sebagian besar golongan masyarakat termasuk dalam kelas menengah dan beberapa termasuk bawah.
              Kaum bangsawan mulim selama kesultanan Ghazni dan ghuri menempati tempat terkemuka dalam masyarakat. Mereka memiliki banyak pengaruh terhadap aktifitas Sultan. Bangsawan memiliki peranan penting dalam menentukan persoalan suksesi. Para bangsawan biasanya di kelompokkan dalam Khan, Malik,dan Amir. Para bangsawan berasal dari beragam bangsa seperti Turkey, Arab, Afganista, Abisinia, Mesir, orang-orang Jawa dan India. Sebagian besar kaum bangsawan ini memulai karir sebagai budak.
          Sultan mendapatkan banyak budak. Beberapa budak naik keposisi tertinggi berkat jasa dan kemampuanya. Pada awalnya para budak berguna bagi negara , tetapi kemudian mereka menjadi ancaman bagi kelangsungan negara dan bahkan mengakibatkan kejatuhannya. 
a.    Kondisi Umat Hindu
               Masyarakat Hindu terbagi dalam beberapa kelompok terpisah. Sistem kasta menjadi semakin kaku dan tirani para Brahmana terhadap Sudra dan masyarakat tak mampu semakin tidak dapat ditolerir. Dalam keadaan tersebut cahaya islam muncul di ufuk India. Semangat kesamaan, toleransi, dan keadilan sosial menarik hati sejumlah besar masyarakat Hindu yang tertindas untuk memasuki Islam. Masyarakat hindu diperlakukan secara adil. Statuas mereka harus termasuk golongan yan harus diperhatikan dan lindungi. Banyak orang Hindu yang mendapatkan pekerjaan yang baik seperti di kantor gubernur atau komando dalam tentara.
                 Muhammad bin Qasim melakukan akomodasi politik terhadap tokoh-tokoh masyarakat setempat. Para brahmana diberi fasilitas yang sama bahkan ekstra fasilitas. Posisi-posisi mereka dalam pemerintahan diaktifkan lagi, bahkan kaum oposisi yang lari pada waktu perang dan bersembunyi diberi kembali jabatannya. Pada masa Dahir, para Brahmana dan pemuka agama menikmati 3% dari hasil bumi, bin Qasim memberikan hal yang sama kepada mereka.
b.   Posisi wanita
           Ketergantungan wanita kepada suaminya merupakan ciri khusus dalam kehidupan sosial diantara umat Hindu dan Muslim di India. Adat istiadat awanita beragam menurut kelasnya masing-masing, beberapa wanita kelas atas menunjukkan perhatian mendalam terhadap seni dan ilmu pengetahuan. Wanita desa biasanya terserap dalam tugas-tugas rumah tangga mereka. Sistem Purda tela biasa baik di kalangan hindu maupun Muslim kecuali di beberapa kota pesisir pantai. Pernikahan dini dan praktek sati sedang digemari di kalangan orang Hindu. Islam yang pertama kali meninggikan martabat wanita. Adat sati daho, istri ikut membakar diri bersama jasad suaminya, sedikit demi sedikit dikurangi dan akhirnya hilang.
c.  Gerakan Bakti
             Ketika penyebaran agama Islam terjadi secara cepat dan meluas, timbul kekhawatiran di kalangan umat Hindu bahwa ajaran agama Hindu akan lenyap. Maka timbul gerakan bhakti yang dimaksudkan untuk membendung cepatnya penyebaran agama Islam. Gerakan Bhakti ini merupakan intisari dari ajaran Islam, Hindu, Budha.
       Pelopor Gerakan Bhakti di India adalah Shankaracharya (788-820 M). Gerakan ini dikembangkan oleh Ramand, tokoh terbesar dalam Gerakan Bhakti, ajaran yang dibawanya terdiri atas 80% dari Islam, sisanya dari intisari Hindu, dan Budha. Gerakan Bhakti antara lain menghilangkan sistem kasta.

 Asimilasi Budaya

 1.    Ilmu Pengetahuan
       Dalam bidang ilmu pengetahuan, hubungan Islam dengan India terjalin dengan baik dan terjadi pertukaran budaya antara keduanya. Banyak buku India yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab pada abad ke-8 M. Pada saat itu para Ilmuwan Arab dikirim ke Indis untuk mempelajari Ilmu-Ilmu yang ada di India. Di lain pihak ilmuwan-ilmuwan India diundang ke Bagdad supaya para Ilmuwan Arab mengenal ilmu-ilmu yang ada di India seperti menurut keterangan Amir Khusru bahwa ahli astronomi Arab, Abu Manshar, belajar di Benaras, pusat kebudayaan Hindu, selama sepuluh tahun dan Abu Yazid-al Bustani pernah tinggal di Sind dan berguru kepada penduduk pribumi. Pada masa Umayyah dan Abbasiah banyak orang-orang Hindu yang menterjemahkan buku-buku dari bahasa Sansekerta ke bahasa Arab. Buku Shiddanta yang dikarang oleh brahma Gupta, dalam bahasa Arab diberi nama Tariche Sind Wa Hind. Buku tentang ertika, magic, kimia, dan ilmu politik banyak diterjemahkan dari India kedalam bahasa arab, Ilmu musik juga diterjemahkan kedalam bahasa Arab dari India.
2.    Seni dan Bangunan
             Bangunan-bangunan yang didirikan oleh Sultan antara lain istana kerajaan, benteng, masjid, tugu-tugu orang besar, perlindungan bagi orang-orang miskin. Dalam rancangan bangunannya, merupakan campuran gaya Siria, Bizantium, Mesir, dan Iran, sedangkan detilnya Hindu, Jaina atau Budha.
          Kontak antara Islam dan Hindu menghasilkan evaluasi gaya yang kadang-kadang disebut Indo-Muslim. Arsitektur Indo-Muslim adala arsitektur Muslim yang menampilkan detail sifat-sifat tertentu dari seni bangunan Hindu. Semakin banyak ahli muslim memasuki India, pengaruh Hindu semakin berkurang sedikit demi sedikit.
3.    Bahasa
              Pada zaman Dinasti Ghaznawi dan Ghuri, para Sultan berbahasa Turki di istana, sedangkan di kantor berbahasa Persi. Para tentara , ketika berbelanja ke pasar mengalami kesulitan (masyarakat memakai bahasa Prakrit dan Sansekerta) akhirnya lahir bahasa baru yaitu Urdu sedangkan pengaruh islam dalam bahasa sansekerta melahirkan bahasa Bangla.

Kerajaan Mughal (1526-1858)

      Mughal terletak di India dan merupakan salah satu kerajaan atau pemerintahan yang berjasa dalam perkembangan Islam di India. Islam masuk ke India pada tahun 15 sesudah wafatnya Nabi Muhammad SAW sampai pada abad 18. Sedangkan awal kekuasaan Islam di India terjadi pada masa khalifah al-Walid dari Bani Umayyah, yang kemudian dilanjutkan Ghaznawiyah yang mampu menaklukan kerajaan Hindu sekitar tahun 1020 M. Sebelum kerajaan Mughal ini ada beberapa pemerintahan yang ada di India, yaitu Dinasti Guri (1173-1206 M), Kerajaan Mamluk (1206-1290 M), Dinasti Khiljia (1290-1320 M), Tugluq (1230-1412 M) dan Lody (1415-1526 M) yang kesemuanya disebut kesultanan Delhi.  Mughal adalah sebuah dinasti yang diperintah oleh raja-raja yang berasal dari Asia Tengah, Keturunan Timur Lenk, seorang Turki-Mongol yang lahir di Kesh (sekarang Syahr-i-sabz) pada tahun 1336. Ia dinilai sebagai seorang pemberani dan Muslim fanatik.
Timur Lenk pertama kali melakukan penyerangan ke India pada tahun 1398. Meskipun ia tidak begitu berambisi untuk menguasainya. Karena itu ia mengangkat Khizer Khan sebagai Gubernur di Multan sebagai wakilnya di India.  
             Setelah Timur Lenk meninggal dunia pada usia 70 tahun (1405 M), anaknya Shah Rukh Mirza menjadi penggantinya. Penaklukan India yang sesungguhnya baru dilakukan oleh Zahiruddin Muhammad atau Babur (1482-1530 M salah satu cucu Timur Lenk).
                            Penguasa Mughal Di India

No
Nama
Tahun
1
Zahiruddin Babur
1526-1530
2
Humayun
1530-1556
3
Akbar Syah
1556-1605
4
Jahangir
1605-1627
5
Syah Jehan
1627-1658
6
Aurangzeb
1658-1707
7
Bahadur Syah
1707-1712
8
Jihadur Syah
1712-1713
9
Farruk Siyar
1713-1719
10
Muhammad
1719-1740
11
Ahmad Syah
1748-1754
12
Alamgir II
1754-1759
13
Alam II
1759-1806
14
Akbar II
1806-1837
15
Bahadur Syah II
1837-1858

             Penguasa-Penguasa di atas merupakan padsyah, yaitu penguasa mutlak yang tidak bisa digantikan siapapun selama masih hidup. Tidak seorangpun yang dapat mengkritik kekuasaan raja.

Kemajuan Masa Kerajaan Mogul
            Selain memperkenalkan Islam pada India, mogul juga berjasa dalam pengembangan bidang, pendidikan, keagamaan dan seni lukis, musik dan arsitektur. Di bidang pendidikan kita akan mengenal khanqah atau pesantren yang dipimpin ulama atau wali. Selain banyaknya khanqah , masa mogul ini juga identik dengan iklim pendidikan yang sangat mendukung terbukti dengan banyaknya para penulis diantaranya Ghulbadan Bagun yang menulis Biografi Humayun, Jahan Ara yang menulis Munis al-arwah. Hal ini juga berkembang pada masa Akbar , dimana banyaknya buku yang muncul antara lain Tarikh Alfi (Sebuah buku sejarah), Tuzk-i Baburi (Menguraikan kehidupan Babur), Akbar Nameh (Biografi Akbar), Ainil Akbar (Pemikiran Akbar). Muntakib At Tawarikh (Sebuah buku Sejarah).  
Kemunduran Masa Kerjaan Mogul
          Kemunduran Mogul dimulai pada awal 1754-1759 M dimana para pejabat mulai memperhatikan kepentingannya sendiri bukan untuk mementingkan kerajaan dan masyarakatnya. Hal seperti ini mempengaruhu stabilitas di bidang-bidang lainnya semacam di bidang administrasi yang sistemnya mulai kacau balau. Hal ini diperparah dengan kedatangan bangsa asing, seperti Inggris. Sebab-sebab lain yang menyebabkan kemunduran kerajaan Mogul adalah:
-    Terjadinya stagnasi pembinaan militer sehingga operasi militer Inggris di wilayah pantai tidak    dapat dipantau
-    Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elite politik yang mengakibatkan pemborosan dan penggunaan uang negara
-    Pendekatan Aurengzeb yang terkesan kasar dalam mendakwahkan agama
-    Pewaris tahta pada paaroh terakhir adalah pribadi-pribadi lemah



Kehidupan Umat Islam di India
Kisahku Di India 

 Sudah dua bulan saya di India, tapi belum sempat juga menulis untuk Qiblati. Saya sudah sampaikan ke ustadz Agus Hasan Bashori, Lc,,M.Ag bahwa insyaAllah saya akan segera menulis. Hanya saja kesulitan beradaptasi dengan lingkungan mungkin menjadi salah satu kendala. Saya masih sibuk dengan pengenalan budaya masyarakat di sini dan kuliah. Sampai kemudian sore ini, ketika membuka email, ustadz kembali menanyakan, mana tulisan kami. Saya pun berusaha untuk segera menulis.
Berangkat Ke India
          Setelah meninggalkan Indonesia, muncul perasaan sedih yang luar biasa. Saya harus meninggalkan keluarga. Kepada Allah semata kami berserah dan memohon perlindungan. Apalagi setelah tiba di Bandara Internasional New Delhi pada malam tanggal 7 Juli 2010, saya langsung merasa sangat asing dengan negeri ini. Untuk keluar dari bandara saja, membutuhkan waktu antri lebih dari 2 jam karena harus melapor ke bagian imigrasi terlebih dahulu. Antriannya begitu panjang, sayang tidak sedikit mereka yang memotong antrian saya. Tidak ada garis, tidak ada satpam atau apapun yang mengatur barisan. Hanya etika saja yang coba saya jaga.
Setelah keluar dari bandara kemacetan di sana sini dan suara klakson mobil yang saling bersahutan memekakkan telinga. Saya langsung berfikir, inikah India?. Kesan kurang baik pun muncul, Alhamdulillah akhirnya pada pukul 00.00 waktu Delhi (jam 01.30 WIB) saya diantar ke hostel oleh sopir dari perwakilan pemerintah India.
             Awalnya saya membayangkan begitu nikmat akan tinggal di hostel karena sudah menempuh perjalanan panjang, Sejak jam 8.00 pagi tadi saya sudah berada di bandara Juanda, kemudian menunggu hampir 4 jam di bandara Kuala Lumpur. Waktunya untuk istirahat. Ternyata, hostel yang dimaksud adalah tempat yang tidak lebih dari barak. Di satu ruangan yang luas, saya lihat ada banyak orang yang tidur. Tempat tidurnya bertingkat seperti di pondok pesantren. Barang-barang berhamburan dan baju bergelantungan di mana-mana, bahkan di atas Air Condition (AC) sekali pun. Air pun menggenang di beberapa bagian lantai.
             Saya masuk dan membiarkan penghuni sebelum saya tetap terlelap. Tapi saya berfikir keras, bagaimana caranya untuk segera meninggalkan tempat ini. Saya tidak bisa lama-lama di sini. Bersyukur keesokan paginya setelah sholat subuh saya bisa menghubungi mahasiswa Indonesia yang ada di New Delhi dan minta untuk segera dijemput.
              Satu hal yang terjadi ketika waktu sholat membuat saya heran. Meskipun banyak orang, para calon-calon penuntut ilmu dari berbagai Negara tadi sholat sendiri-sendiri. Selain itu, banyak yang hanya sholat pakai singlet dan sehabis sholat juga menggerak-gerakkan tangannya. Saya tidak tahu, itu apakah bagian dari doa mereka atau apa.
            Bersyukur ada 2 orang yang mau saya ajak sholat berjama’ah. Dan itulah yang membuka keakraban kami untuk saling menyapa. Saya baru tahu, ternyata kebanyakan dari mereka berasal dari Afghanistan dan Negara-negara Asia Tengah seperti Tajikistan dan Kirgiztan. Mereka adalah beberapa mahasiswa asing yang juga mendapatkan beasiswa pemerintah India tetapi belum mendapatkan tempat tinggal.
              Dari pembicaraan dengan anak-anak Aghanistan saya tahu bahwa ternyata Amerika sudah sedemikian rupa mempengaruhi negara itu. Dari pembicaraannya, mereka begitu bangga dengan Amerika. Mereka bilang Amerika adalah negara yang hebat dan perlu ditiru, sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Bahkan dengan gurauan, salah seorang di antara mereka bertanya kepada saya. “Bagaimana dengan jenggot Anda, apa Anda juga tergabung dalam Al-Qaedah?”, ujar mereka.
              Saya pura-pura tidak paham dengan Al-Qaedah sambil saya tanya, “Bukankah Al-Qaedah dan Thaliban ingin menerapkan syariat islam di Afghanistan?” Langsung saja mereka bicara panjang, yang intinya menunjukkan bagaimana lemahnya pemahaman Al-Qaedah dan Thaliban terhadap konteks kehidupan masa kini. Demokrasi ala Amerika adalah sesuatu yang harus ditiru Afghanistan dan tentu saja Negara muslim lainnya. Begitu kata mereka.
Saya bergumam dalam hati, “Ternyata orang-orang Afghanistan tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya”. Mereka ternyata tidak begitu membela islam, dan dari mahasiswa yang saya temui, tidak seorang pun yang bisa berbahasa arab walau sedikit saja. Kalau bahasa inggris jangan ditanya. Fasihnya luar biasa. Ternyata mereka belajar dari pasukan Amerika yang menyerbu negara Aghanistan tahun 2001 lalu dan masih bertahan di sana sampai sekarang.
Berkenalan dengan India
Setelah dijemput oleh seorang teman dari Indonesia yang juga kuliah di kampus yang sama, saya tinggal di kampung muslim, tidak jauh dari kampus. Beberapa kali kalau ke kampus saya jalan kaki, tapi lebih sering naik rekshaw (sejenis becak yang ditarik dengan sepeda ontel, sopirnya di depan, bukan di belakang seperti di Indonesia). Saya sengaja tinggal di sini karena dekat dengan masjid Jami’.
1. Islam di kampung muslim
                   Di masjid ini, awalnya saya begitu kaget. Setiap waktu sholat ribuan jama’ah berbondong-bondong menuju masjid. Orang-orang tua, meskipun mereka tidak lagi sanggup sholat sambil berdiri, mereka tetap berjama’ah lima waktu di sana. Apalagi kalau hari jumat dan bulan ramadhon, 5 lantai masjid yang besar ini penuh sesak dengan jama’ah.
                Hanya saja ternyata ada beberapa perbedaan dari cara sholat di sini yang tidak umum di Indonesia. Mereka kalau tidak salah menggunakan mazhab Hanafi. Pada waktu qomat misalnya, semua dibaca dua kali seperti adzan. Setelah membaca Al Fatihah, makmum tidak menjahrkan bacaan Amin. Mereka juga tidak mengangkat tangan ketika takbir dan i’tidal.
Tapi kalau bulan ramadhan, hanya dalam waktu 26 malam, semua Al-quran dibaca khattam waktu shalat tarawih. Setiap malam, lebih dari satu juz. Shalat tarawih dilaksanakan 23 rakaat.
               Adapun wanita, di sini tidak pernah ke Masjid. Mereka kebanyakan menggunakan cadar, hanya saja menurut saya tidak seperti di Indonesia. Banyak mereka yang bercadar tetapi tidak menutup hijab lebih rendah dari dadanya, bahkan ada beberapa yang bercadar tapi menggunakan celana jeans. Saya tidak tahu, mungkin mereka melakukan itu bukan karena pemahaman agama, tapi terpengaruh juga dengan alam India yang begitu berdebu di musim panas.
Udara di sini pada bulan Mei, Juni dan Juli begitu panas, suhu selalu di atas 45 derajat celcius, bahkan mencapai 50 derajat celcius. Bisa dibayangkan kalau keluar rumah, keringat selalu bercucuran. Bahkan di dalam kamar pun kipas angin harus selalu dihidupkan. Sayang, di sini listrik sering mati.
                  Saking panasnya, saya sempat berfikir, kok ada orang yang mau tinggal di India. Bahkan muncul keraguan untuk terus disini, sanggupkah saya menghadapi udara yang seperti ini? Belum lagi budaya masyarakat India yang begitu keras. Saya pernah melihat mereka seperti sedang bertengkar, tetapi ternyata tidak lama setelah itu mereka sama-sama tertawa.
Hanya saja, ketika saya melihat ada banyak bayi-bayi kecil, saya merasa kasihan sebenarnya, tapi muncul pertanyaan, bayi kecil saja bisa bertahan di India, kenapa saya tidak? Melihat teman-teman yang sudah bertahun-tahun di India, bahkan beberapa sudah menyelesaikan S-3 mereka, saya juga berusaha menguatkan tekat. Inilah mungkin perjuangan untuk melatih kesabaran. Bukankah azab di akhirat jauh lebih panas dari ini. Satu pelajaran yang kembali mengingatkan saya dengan arti kehidupan. Apalagi saya dikasih tahu teman, insyaAllah nanti bulan November sampai dengan Februari sudah musim dingin (terkadang sampai dibawah 3 derajat celcius)
                Hampir setiap habis sholat Shubuh dan Ashar juga diadakan pengajian. Sayang, bahasa urdu yang dipakai, jadi saya tidak paham, kecuali menebak-nebak isi ceramah dari dalil Al-quran dan hadits yang disampaikan. Sempat saya berfikir, kapan di Indonesia bisa juga seperti ini.
Beberapa kali saya juga bertemu dengan orang-orang dari Yaman, Malaysia, bahkan Indonesia yang datang ke sini. Ternyata, Jama’ah Tabligh yang markaz-nya di Nizamuddin, tidak lebih 5 km dari tempat saya tinggal, mengirim jama’ah-jama’ahnya hampir ke semua masjid di India. Pernah saya mendengar isi ceramah dari ustadz mereka dari Yaman, dan saya tahu bahwa yang mereka sampaikan begitu sederhana. Mengajak orang shalat ke masjid, bertaqwa dan berda’wah. Hal-hal sangat umum saja tentang islam, tidak mendalam.

2. Budaya Masyarakat di kampung Muslim
                  Ketika bicara tentang islam di India, tidak berarti kebiasaan pemeluk agama lain lebih baik. Hanya saja ini murni sebagai pengalaman dan renungan saya tentang kondisi umat islam. Saya ingin ada koreksi bahwa seringkali sesuatu kita anggap sebagai islam, tapi ternyata sudah tercampur dengan lingkungan di sekitar kita. Ada beberapa hal yang bukan dari Al-Quran dan sunnah yang dianggap sebagai bagian dari islam.
Lebih dari 80 persen umat islam di India adalah orang yang menjadi mu’alaf dari agama Hindu, terutama mereka yang berasal dari kalangan bawah. Mereka tidak bisa bertahan dengan konsep kasta yang begitu mengikat. Hanya saja ternyata, hal itu memberikan beberapa pengaruh terhadap islam di India, misalnya:
  1. Sistem kasta tetap ada di kalangan islam meskipun sedikit lebih longgar. Misalnya, seorang muslim yang berasal dari kasta rendah, jangan pernah berharap bisa menikah dengan mereka yang berasal dari kasta yang tinggi.
  2. Budaya mereka sebagai masyarakat kelas bawah tetap melekat, misalnya dalam hal cara bicara yang keras dan kasar.
                 Pernah suatu hari, sepulang dari sholat maghrib saya melihat orang begitu rame berkumpul di luar masjid yang otomatis membuat jalan di sebelah masjid menjadi macet. Ada dua orang yang sedang berdebat dengan suara keras seperti orang sedang berkelahi.
Saya mendekati seorang pemuda yang menurut saya dari wajahnya seperti seorang mahasiswa. Saya langsung tanya apakah dia berbahasa inggris atau tidak. Ketika dia menjawab, ya, barulah saya tahu tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi. Ternyata dua orang tadi, sedang berdebat tentang ajaran islam, yaitu mengenai masalah keutamaan sholat sunnah di masjid atau rumah.
Urusan lain yang menurut saya juga sangat penting adalah budaya menjaga kebersihan lingkungan. India menurut saya sama sekali tidak bersih, apalagi di musim penghujan. Sebentar saja hujan, banjir akan terjadi di mana-mana. Di sini soalnya tidak ada selokan, kecuali ada lobang di bawah jalan, itu pun lebih sering tersumbat.
              Masyarakat di sini juga punya kebiasaan membuang limbah di jalan. Sehingga di mana-mana pada musim tertentu kita bisa menemukan ribuan lalat yang beterbangan. Dan mereka pun membiarkannya begitu saja. Saya awalnya kaget, setelah mencari informasi, ternyata hal itu dikarenakan meskipun mereka muslim tetapi tetap terpengaruh dengan budaya orang hindu yang tidak membolehkan membunuh binatang.
              Selain masalah budaya, hal ini tentu saja dipengaruhi oleh jumlah penduduk India yang sangat banyak, sekitar 1,2 milliar. Delapan puluh persen dari penduduk India hanya berpenghasilan kurang dari $20 per hari. Sebagian besar orang islam juga termasuk kelompok menengah ke bawah. Adapun jika ada pertumbuhan ekonomi India yang pesat, itu dikuasi oleh segelintir orang yang disebut tuan tanah.
               Oleh karena itu, tidak heran jika kita bisa menyaksikan sangat banyak pengemis dengan berbagai kondisi yang memperihatinkan. Ada yang tidak punya kaki, ada yang tidak punya tangan, ada yang berbadan kurus kering, dst. Terkadang, muncul perasaan kasihan terhadap mereka, tetapi mana kala saya melihat mereka tidak pernah sholat, paling tidak setiap waktu sholat mereka tetap duduk pada tempatnya menunggu belas kasihan dari orang lain, saya menjadi sedikit kehilangan simpati. Wallahu a’lam, saya takut jika hati ini menjadi tidak lagi tersentuh melihat orang-orang susah karena sudah menjadi pemandangan harian.
                   Selain itu, ketika saya mempertanyakan berbagai kondisi tersebut kepada seorang teman dari Kashmir, ia mengatakan bahwa pelayanan pemerintah yang tidak maksimal dan kurang adil terhadap umat islam merupakan sumber berbagai masalah tadi. Konflik Kashmir pun menurut dia, bukanlah urusan sumber daya alam yang selama ini sering diberitakan. Persoalannya, adalah bahwa 100% masyarakat Kashmir, kecuali pejabat-pejabat mereka, ingin bergabung dengan Pakistan sebagai Negara Islam. India yang merasa sakit hati atas pemisahan Pakistan 1947 dari India menjadikan ini sebagai sarana membalas sakit hatinya kepada Pakistan.
Inilah Islam India yang sebenarnya merupakan mayoritas kedua di dunia dengan jumlah tidak kurang 150 juta jiwa, tetapi mereka menjadi minoritas di negerinya sendiri.
Terus Apa yang menarik di India?
                 Secara sederhana menurut saya yang menarik dari India adalah masalah pendidikannya. Biaya pendidikan di India sangat murah. Untuk level S2 rata-rata hanya 700 ribu rupiah saja per-tahun untuk mahasiswa lokal dan 5 juta rupiah per tahun untuk mahasiswa asing. Bahkan di Aligarh Muslim University, 5 juta rupiah sudah termasuk semua biaya kuliah S3 sampai tamat, bisa 3 s/d 5 tahun. Tidak heran, beberapa teman yang saya kenal, ia masih berusia 24 tahun, sudah akan selesai S3 tahun ini.
               Meskipun murah, kualitasnya tidak diragukan. Semua dosen yang mengajar di India minimal sudah lulus S3. Mereka begitu mudah ditemui dan berpenampilan sangat sederhana. Ada yang ke kampus pakai kopiah, ada juga yang hanya pakai sepeda ontel, padahal mereka adalah professor. Jadi di India, nilai kesederhanaan sangat terlihat.
                  Mahasiswa S2 sering disampaikan oleh dosen “you are just student (Anda hanya seorang siswa), alias seperti belum punya ilmu. Padahal secara teori mereka sudah sangat mumpuni. Sayang memang secara aplikasi masih kurang.
Jika ujian, selama 3 jam, mahasiswa diminta untuk mengerjakan 5 soal dari 7 soal yang diberikan sebanyak 30-an lembar. Jadi 1 jawaban soal minimal 6 halaman. Fasilitas yang ada pun juga serba terbatas, tetapi mereka benar-benar memanfaatkannya secara maksimal.
                Oleh karena itu, budaya mahasiswa di sini sangat berbeda dengan kebanyakan mahasiswa di Indonesia. Kalau tidak segera pulang dan belajar di rumah, biasanya mereka akan segera ke perpustakaan. Jangankah waktu aktif kuliah, masa liburan saja, ruang baca perpustakaan tetap penuh.
Itulah India, negara yang sebelumnya tidak pernah saya bayangkan akan pernah mengunjunginya, apalagi untuk sekolah. Hanya saja Allah maha tahu mana tempat yang terbaik bagi saya.
Atas saran ustadz Agus untuk kuliah di kampus Islam, saya mulai merasakannya manfaatnya. Minimal ibadah sholat di masjid terjaga dan tidak kesulitan dengan masalah makanan, termasuk masalah lingkungan yang jauh dari maksiat. Wallahu a’lam bishowab
India, 9 September 2010, Memasuki bulan syawal 1431
Penulis: Muhammad Rusyid
Artikel Majalah Qiblati, dikirim oleh penulis kepada redaksi www.muslim.or.id
Mengenai kelompok Jama’ah Tabligh ada beberapa ajaran mereka yang mendasar yang jauh dari ajaran Islam. Seperti seringnya merujuk pada kitab Fadhailul A’mal yang tidak sedikit berisi hadits dha’if. Dan kebanyakan mereka pun berdakwah namun jauh dari ilmu.
Sumber: http://muslim.or.id/5929-kisahku-di-india.html 
Top of Form

Nasib Minoritas Muslim di India 
                  Sebelum ini, kita telah mengupas friksi antara muslim dan Hindu yang semakin meningkat sejak imperialis terutama Inggris menancapkan cakarnya di negara ini, dan umat Islam India pun tidak mendapatkan hak yang seharusnya mereka peroleh. Kondisi tersebut terus berlanjut pasca kemerdekaan India. Meski pemerintahan negara ini berbentuk republik, namun kekuatan India hanya perputar di sekitar orang-orang Hindu. Bahkan mereka mengendalikan seluruh posisi penting di dalam pemerintahan India. Simak selengkapnya setelah selingan musik berikut ini.
               Dinas Statistik India melaporkan sekitar 15 persen warga India yaitu 180 juta jiwa beragama Islam. Dengan demikian, muslim India bukan hanya kelompok minoritas terbesar di dunia, bahkan merupakan komunitas muslim terbesar ketiga di negara dunia setelah Indonesia dan Pakistan.
Di India, empat hari besar Islam yaitu Idul Fitri, Idul Adha, Asyura dan kelahiran Rasulullah termasuk hari libur resmi nasional. Meskipun muslim India termasuk minoritas, tapi umat Islam di negara ini menyumbangkan peninggalan bernilai di bidang budaya dan peradaban India. Bangunan bersejarah Taj Mahal, Benteng Merah di sekitar New Delhi, Masjid Raya New Delhi, mesjid terbesar di India merupakan warisan arsitektur pemerintahan Islam. Selain itu, terdapat pula sekitar 600 masjid bersejarah di India.
                Namun Ironisnya pemerintah India tidak mengizinkan umat Islam negara ini menggelar acara keagamaan, dan masalah tersebut berganti menjadi problem serius bagi pemerintah New Delhi. Meningkatnya penggunaan bahasa Farsi di samping Urdu dan Hindi, yang dibarengi penyebaran ilmu dan seni merupakan kontribusi besar lainnya yang disumbangkan umat Islam bagi India. Terkait hal ini, pemikir dan politisi terkemuka India, Taracand mengenai umat Islam mengatakan, "Pada saat muslim memasuki India, mereka membangun rumah di wilayah ini dan secara gradual mereka menjalin hubungan dengan Hindu dan memainkan peran aktif di wilayah ini."
              Kini, kondisi India berbeda dengan sebelumnya. India menjadi kekuatan ekonomi baru dunia, namun kondisi umat Islam di negara ini tetap tidak mengalami kemajuan signifikan. Selama beberapa tahun terakhir, tingkat pertumbuhan rata-rata ekonomi India melesat mencapai delapan persen. Para ekonom menyebut India sebagai salah satu kekuatan besar ekonomi dunia. Meski demikian, berdasarkan data Departemen Statistik Nasional India (NSSO) pada tahun 2004-2005, tingkat kemiskinan di negara ini sebesar 27,7 persen. Sekitar sepertiga dari jumlah tersebut adalah muslim. Bahkan, kondisi muslim di daerah lebih buruk lagi. Berdasarkan riset universitas Myrland Amerika Serikat, tiga dari 10 orang muslim di India hidup di bawah garis kemiskinan.
              Meskipun mantan Presiden India adalah seoarang muslim dan sejumlah menteri serata anggota parlemen beragama Islam. Namun, posisi mereka tidak mempengaruhi kondisi ekonomi muslim India. Hingga kini, tidak ada seorang muslim pun yang bisa meraih jabatan tertinggi sebagai perdana menteri di negara ini.
                  Para peneliti India menyebutkan sejumlah faktor pemicu kemiskinan muslim di negara ini. Pertama, imperialisme Inggris yang berupaya memarjinalkan umat Islam India secara ekonomi dan membuat mereka terpojok di sudut-sudut dan pinggiran. Faktor lainnya menyangkut pemisahan Pakistan dari India. Kiblat eksodus besar-besaran muslim India di masa-masa pendirian Pakistan mengakibatkan mayoritas muslim yang bertahan di India adalah kalangan jelata yang termarjinalkan.
Kondisi sosial dan budaya minoritas muslim di India yang terpinggirkan tidak hanya dipengaruhi oleh kemiskinan secara ekonomi. Kondisi ini juga dipicu tekanan pemerintah dan kelompok oposisi mayoritas India selama satu dekade. Umat Islam India mengisi sebagian kecil posisi stategis di lembaga pemerintahan, universitas dan militer. Mereka hanya mengisi kurang dari tujuh persen pos-pos kepegawaian layanan publik dan empat persen bekerja di bank-bank India. Hanya sekitar 30 ribu muslim dari satu 1,3 juta orang bekerja di lembaga militer India.
                 Zafar Islam Khan, Pemred koran berbahasa Inggris, Milli Gazette yang sering mengulas masalah muslim India menyinggung diskriminasi terhadap umat Islam di negara ini. Zafar Islam Khan mengatakan, "Fanatisme kelompok radikal dan diskriminasi terang-teranagn terhadap muslim India menghalangi mereka maju dan berperan di tengah masyarakat serta mendapatkan penghasilan yang layak."
              Sejatinya, kemiskinan dan diskriminasi terhadap muslim India yang semakin menganga merupakan akibat dari bentuk ketidakadilan di bidang pendidikan di tengah masyarakat India. Karena tidak mungkin mendapatkan pekerjaan yang baik, jika muslim India tidak mengenyam pendidikan yang memadai.
                  Lebih dari 60 persen warga India yang berusia di atas 15 tahun melek huruf, namun angka tersebut lebih rendah di kalangaan muslim negara ini, terutama kaum muslimah. Di sisi lain, keberadaan muslim di lembaga sekolah dan perguruan tinggi lebih kecil dibandingkan populasinya, bahkan dalam beberapa tahun terakhir.
                  Nasib miris minoritas muslim di India, juga dipicu sepak terjang kelompok ekstrim Hindu. Mereka biasa menyerang umat Islam dan tempat-tempat sucinya, bahkan hingga kini masih berlanjut. Kelompok ekstrim dan fanatik Hindu dengan berbagai alasan tertentu menyerang umat Islam, bahkan membunuhnya. Meski pun dalam beberapa tahun belakangan ini serangan kelompok ekstrim terhadap umat Islam semakin mereda, namun hingga kini atmosfir prapaganda anti Islam masih membayangi India.
                 Sejumlah media India yang mengekor media Barat menyebut umat Islam sebagai teroris. Di antara kelompok Hindu ekstrim yang memprovokasi pembantaian muslim India adalah kelompok RSS. Terkait hal ini, Sheikh Muhammad Saeed Khan, Imam Jumat Masjid Salatullah di kota Mumbai India mengatakan, Kondisi umat Islam sangat buruk. Selain diperlakukan secara diskriminatif, mereka juga dibebani masalah ketakutan penangkapan dan tudingan teroris.
Di India berdiri sejumlah organisasi Islam pembela hak-hak muslim. Lembaga ini memiliki warna yang beraneka ragam, mengingat variasi corak pemikiran yang berkembang di masyarakat. Dua partai Islam terbesar adalah Jamaat-e-Islami dan Komunitas Ulama Islam. Kedua partai ini memiliki pandangan yang berbeda mengenai Islam.
              Partai Jemaat-e-Islami lebih banyak berperan di sektor sosial. Paratai yang tumbuh dari kelompok Sunni Barilavi ini adalah pencinta Ahlul Bait Rasulullah dan penerus aliran tasawuf. Adapun Komunitas Ulama Islam berasal dari kelompok Suni Biobandi yang bercorak pemikiran Wahabi. Salah satu pemikiran pokok kelompok ini adalah mengharamkan ziarah kubur Nabi dan ahlul bait. Selain kedua kelompok ini, Jamaah Tabligh adalah organisasi Islam lainnya yang berdiri sejak tahun 1927. organisasi ini didirikan dengan tujuan menangkal pengaruh tradisi Hindu di kalangan muslim India.
               Di luar itu, Dewan Muslim Nasional India muncul sebagai lembaga Islam yang lebih banyak mempengaruhi kalangan pemuda dan mahasiswa. Lembaga Islam ini bertujuan meningkatkan hak muslim dan tingkat pendidikan umat Islam India. Aktivitas kelompok Islam ini acapkali membuat pemimpinnya ditangkap petugas keamanan India.
Kelompok Islam lainnya di India adalah Dewan Pertimbangan Muslim India yang bertujuan mempersatukan umat Islam di negara ini. Lembaga ini menentang friksi antarmazhab Islam dan berupaya mendekatkan mazhab Islam demi mewujudkan hak-hak umat Islam. Selain beberapa ormas Islam tersebut, sejumlah kelompok lainnya juga beraktivitas di India, dan mereka berupaya mewujudkan tujuannya masing-masing.
                  Salah satu mazhab penting di India adalah Syiah. Berdasarkan data statistik India, jumlah pemeluk Syiah di India melebihi 30 juta orang. Syiah memainkan peran penting dalam budaya dan peradaban India. Pusat pemeluk syiah India berada di kota Lucknow, selatan India. Selain itu sejumlah lainnya berada di Kashmir. Kondisi rata-rata kehidupan muslim syiah di India lebih parah dari saudaranya Sunni. Keberadaan muslim syiah di sekolah dan universitas dan kontor-kantor sangat minim. Meksi demikian, sejumlah organisasi syiah India terus berjuang menuntut hak dan meningkatkan status sosial pemeluk mazhab ini di tengah masyarakat India.  Meskipun lembaran sejarah India diisi peran cemerlang umat Islam dalam membangun peradaban negara ini, namun kini umat Islam India berada dalam posisi terpinggirkan. Kondisi ini bukan hanya menjadikan minoritas besar India berada dalam tekanan, tetapi menyebabkan negara ini tidak bisa memanfaatkan potensi besar umat Islam yang telah menunjukan kecemerlangannya dalam sejarah.
                Sejatinya, kontrol terhadap kelompok ekstrim Hindu dan sikap bertanggungjawab muslim India merupakan upaya untuk membantu meredakan diskriminasi terhadap umat Islam. Jika hal ini terwujud, umat Islam akan memainkan peran lebih aktif dalam memajukan India.
Sumber: Iran Indonesia Radio (IRIB/PH/SL)
Pengusaha Terkaya ini Lebih Suka Naik Bajaj
Reporter : Editor Dream.co.id | Selasa, 1 April 2014 15:26


Azim Hashim Premji\

Azim Premji sukses menjadi pengusaha muslim di negeri mayoritas Hindu. Super dermawan. Tetapi dia lebih suka naik bajaj, dan mobil murahan.
Dream - Rombongan pria perlente baru datang dari sebuah perjalanan bisnis, pada sebuah siang di Bandara Bangalore, India. Seorang sopir taksi premium di bandara menawarkan diri mengantar seorang pria berambut perak. Pria itu menolak.        
              Mungkin dia menunggu jemputan, pikir sopir itu. Tebakan sopir itu meleset. Sambil melepas jas dan dasinya, pria berambut perak itu melambaikan tangannya memanggil bajaj. Kendaraan roda tiga yang sedang berebut penumpang di sudut lain bandara itu langsung bergeser mendekatinya. Bajaj itu langsung tancap gas ditengah panas dan kepadatan lalu lintas Bangalore.
Ngirit ? Bisa jadi. Padahal kalau mau, Azim Hashim Premji, pria berambut perak itu, bisa menyewa --atau bahkan membeli-- mobil termahal yang ada di bandara siang itu. Tapi memang begitulah kebiasaan pria berusia 69 tahun ini. Majalah Forbes dalam beberapa tahun terakhir selalu menempatkannya sebagai salah satu pengusaha paling kaya di dunia. Forbes menempatkan Azim di peringkat 61 orang-orang terkaya di dunia, Maret lalu. Di kalangan muslim, pemilik perusahaan software Wipro Products Limited ini menempati nomer wahid dari jalur pengusaha --bedakan dengan jalur penguasa : raja atau pangeran--. Rekening pribadinya saat ini diperkirakan Rp 174 triliun.
              Azim dikenal super dermawan. Lewat Azim Premji Foundation, dia sudah menyumbangkan Rp 44 triliun untuk pendidikan dan pembangunan kawasan miskin di India. Sumbangan pribadinya itu setara dengan ongkos membangun sepuluh buah Jembatan Laut Suramadu -- yang menghubungkan Suramadu dan Madura.
Kisah sukses Azim memang tidak seindah dongeng. Dia besar dari keluarga pengusaha sukses. Mohamed Premji, ayahnya, mendirikan Vanaspati perusahaan pengolahan minyak biji matahari di Bombay, di tahun kelahirannya. Semua berjalan lancar hingga Azim dikirim belajar ke Jurusan Electrical Engineering, Stanford University, Amerika Serikat.
Momentum penting terjadi saat sang ayah meninggal dunia.  Kala itu, Azim baru berusia 21 tahun dan kuliahnya pun belum usai. Pemuda ini harus pulang menggantikan posisi ayahnya sebagai Direktur Utama. 
                Namun langkah itu tidaklah mulus. Kepemimpinan Azim dipertanyakan pada rapat tahunan pemegang saham. Seorang pemegang saham menyerangnya. “ Saudara Premji, Anda harus menjual saham Anda dan menyerahkan kepada management yang lebih matang. Mustahil kami pertaruhkan investasi kepada orang seusia Anda yang kurang pengalaman untuk memimpin perusahaan ini.”
Azim menolak usulan itu. Dia berkeras melanjutkan kepemimpinan ayahnya. “ Serangan itu memicu saya membawa sukses perusahaan ini,” katanya dalam sebuah wawancara kepada BBC, akhir tahun lalu. Azim melakukan metamorfosa pada Vanaspati. Dia mengarahkan perusahaan pengolahan hasil pertanian itu ke bisnis teknologi. Pada 1970, perusahaan itu mulai membuat komponen mesin hidraulik. Sukses tersebut dilanjutkan dengan berbagai inovasi produk. Azim kemudian mengubah nama Vanaspati menjadi Wipro Products Limited, tujuh tahun kemudian.
               Wipro masuk industri IT dan membangun kawasan kota silicon di Bangalore. Hingga tahun lalu, perusahaan konsultan IT dan system integrasi ini mempekerjakan 147 ribu karyawan dan melayani lebih dari 900 perusahaan di 61 negara.  Wipro menjadi perusahaan jasa IT terbesar ketujuh di dunia dengan nilai kapitalisasi market Rp 226 triliun. Sebagai muslim yang sukses di negeri berpenduduk 80 persen beragama Hindu, bukanlah soal mudah. Pertikaian terbuka antaragama masih sering terjadi di India. Salah satu kunci keberhasilan Azim, dia tidak pernah membawa atribut keagamaan dalam menjalankan bisnisnya. Termasuk dalam promosi karyawan yang layak menduduki posisi di tingkat top management. Pertimbangannya hanya berdasarkan prinsip-prinsip profesional. Karena itu, bisa dimaklumi, hanya beberapa muslim yang dapat duduk di jajaran direksi Wipro. Sejumlah media massa besar di India menempatkannya sebagai tokoh muslim paling dihormati di India.
              Azim sangat sadar di negeri berpenduduk satu miliar ini, sebagian besar penduduknya miskin. Ayah dua anak ini selalu tampil bersahaja dan tidak pernah menunjukkan kemewahan kepada publik. Misalnya, saat naik pesawat dia lebih suka duduk di kelas ekonomi, bahkan selalu dengan mencari harga diskon. Azim menuntut setiap karyawan mematikan lampu saat meninggalkan kantor. Seringkali Azim sidak ke ruangan-ruangan untuk memastikan lampu sudah dimatikan. Azim selalu memonitor jumlah kertas toilet yang dihabiskan perusahaannya. “ Dia membuat Paman Gober (tokoh kartun bebek kaya nan pelit di Donald Bebek) tampak seperti Sinter Klas,” kata salah seorang manager di Wipro.
                   Aturan ketat bukan hanya untuk karyawan, tetapi juga pada dirinya sendiri. Misalnya dia melarang ada mobil jemputan jika staff Wipro datang di Airport dari perjalanan dinas. Mereka harus membiasakan diri naik kereta atau taksi. Saat perjalanan dinas hanya boleh tinggal di hotel bintang tiga dan harus mencuci sendiri pakaian ganti yang dibawa. “ Saya menuntut orang melakukan sesuatu hanya jika saya juga mengharuskan diri saya melakukannya,” kata Azim.
Azim juga dikenal bisa memisahkan antara urusan pribadi dan profesional. Pada suatu masa, dia pernah mendapat teror atas keselamatannya. Selama masa tersebut, dia memaksa setiap rekan kerjanya untuk melakukan perjalanan secara terpisah. Sebab dia tidak ingin mereka ikut terluka atau kena dampak jika sampai ancaman pada dirinya benar terjadi.
Mungkin Azim menyadari, rekan bisnisnya juga ogah naik mobilnya. Sebab orang kaya satu ini hanya memiliki sebuah mobil Ford Escort tua. Mobil berumur 20 tahun yang di pasar harganya pun tidak sampai Rp 50 juta
Nusantaranews- Informasi, Fakta dan Opini
Mukesh Ambani: Orang Terkaya Asia & Rumah Rp.19 Triliun-nya

Mukesh Ambani merupakan pengusaha India yang menjadi orang terkaya di Asia (tentu saja terkaya juga di India) berdasarkan perhitungan Forbess Maret 2009. Kekayaan Mukesh Ambani mencapai 19.5 miliar dollar atau  Rp 185 triliun (kurs Rp 9500 per dolar US). Dan dalam daftar orang terkaya dunia 2009, Mukesh Ambani masuk peringkat ke-7. Pada tahun 2007, Mukesh bersama adiknya Anil Ambani dinobatkan sebagai keluarga paling kaya di dunia. Total kekayaan Mukesh dan Ambani pada saat itu mencapai US$ 60 miliar.
Daftar 10 Orang Terkaya Dunia Tahun 2009 versi Majalah Forbes
1.      Bill Gates / William Gates III : USA, 53 tahun, US$ 40 miliar
2.      Warren Buffet : USA, 78 tahun, US$ 37 miliar
3.      Carlos Slim Helu & Fam  : Meksiko, 69 tahun, US$ 35 miliar
4.      Lawrence Ellison : USA, 64 tahun, US$ 22.5 miliar
5.      Ingvar Kamprad & Fam : Swedia, 83 tahun, US$ 22 miliar
6.      Karl Albrecht : Jerman, 89 tahun, US$ 21.5 miliar
7.      Mukesh Ambani   : India, 52 tahun, US$ 19.5 miliar
8.      Lakshmi Mittal : India,  58 tahun, US$ 19.3  miliar
9.      Theo Albrecht : Germany, 87 tahun, US$ 18.8 miliar
10.  Amancio Ortega : Spanyol, 73 tahun, US$ 18.3 miliar
Biografi Singkat
                Mukesh Ambani merupakan anak pertama dari 4 bersaudara dari seorang pengusaha sukses India bernama Dhirubhai Ambani. Orang tuanya pada awalnya adalah orang miskin yang memiliki kegigihan dan semangat hidup yang tinggi. Saking gigihnya, orang tua Mukesh menjadi “TKI” di negeri Yaman dan pada waktu bersamaan melahirkan Mukesh 52 tahun silam. Ayahnya merupakan pendiri dari Reliance Industries. Sepeninggalan Dhirubhai pada tahun 2002 silam, konglomerasi perusahaannya diwariskan ke dua putranya, Mukesh dan Anil.
                Sebagai anak pertama, Mukesh Ambani menjadi pemimpin, direktur pengelola, dan pemilik saham terbesar (sebanyak 48%) di Reliance Industries. Reliance Industries sendiri merupakan perusahaan swasta terbesar di India dan termasuk dalam perusahaan 500 perusahaan terbesar dunia tahun 2008 yakni peringkat 206 dunia. Reliance Industri bergerak dalam bidang perminyakan, petrokimia, garmen hingga anak perusahaan bergerak dalam bidang retail (Reliance Retail).
Masuknya Mukesh Ambani bersama Lakshmi Mittal menjadikan Asia sebagai awal kebangkitan ekonomi Asia yang selama ini sedang tidur. Sejumlah konglomerat dari India dan China sudah menjadi “langganan” daftar Forbess yang tiap tahun dirilis pada bulan Maret.
“Kegilaan” Si Konglomerat Asia
               Wah atau Gila….Itulah kata yang kita keluarkan ketika mendengar sebuah rumah seharga Rp 19 triliun hanya diperuntukkan bagi tempat tinggal sebuah keluarga yang terdiri suami, istri, 3 orang dan ibunya. Biaya pembangunan rumah tersebut mencapai 2 miliar dollar atau mencapai Rp 19 triliun, begitulah judul artikel India Times pada Mei 2008 silam. Pemilik rumah Rp 19 triliun adalah si konglomerat dari Asia, Mukesh Ambani.

Rumah Rp 19 Triliun Si Konglomerat Asia (tampak dari depan)

Rumah pria lulusan Teknik Kimia Universitas Mumbai ini diberi nama Antilla. Antilla memiliki 60 lantai dengan  tinggi 173 meter, lebih tinggi dari Tugu Monas Jakarta yang hanya 132 meter. Bila harga sebuah gedung dengan tinggi 100-an meter di pusat perkotaan hanya berkisar 0.5 -3 triliun, lalu mengapa gedung 173 meter bisa mencapai 19 triliun atau setidaknya 9.5 triliun? (beberapa versi mencatat harga Antilla US$ 1 miliar).
Fasilitas, dekorasi, aksesories super lux menjadi salah satu alasan mengapa Antilla menjadi rumah termahal di dunia. Disamping itu, Antilla dilengkapi dengan sistem parkir modern, sistem servis koleksi mobilnya yang diparkir di 6 lantai pertama, lantai hiburan, lantai kesehatan hingga balkon super mewah. Gedung Antilla ini juga dilengkapi helipad, gymnastic, kolam renang, dan masih banyak lagi.







Lihat Saja Kamar Mandinya












Ruang Makannya juga

Berbeda dengan Bill Gates yang tidak menghabiskan kekayaannya dengan rumah-rumah supermewah, Mukesh Ambani seolah ingin menunjukkan kekayaannya yang wah di salah satu kota terbesar di Asia Selatan, dan kota terpadat nomor 2 di dunia setelah Sanghai-China. Gedung Antilla berdiri di lahan seluas 49000 kaki persegi.




Beberapa Fakta Unik Antilla
  • Tiap beberapa lantai dipisahkan ruang pisah yang diisi taman.
  • Tinggi ruang tiap lantai mencapai 3 meter, relatif tinggi dibanding gedung atau rumah konvensional.
  • Untuk menyimpan mobil-mobil mewahnya, 6 lantai Antilla disiapkan sebagai lahan parkir lengkap dengan fasilitas maintance-nya. (mantaince centre dipusatkan di lantai ke-7)
  • Lantai ke-8 digunakan untuk ruang theater dan hiburan.
  • Tersedia helipad untuk helikopter pribadinya.
  • 2 lantai khusus untuk ‘lantai sehat’ yang terdiri dari kolam renang, gymnasium, ruang aerobic dan tempat ‘relaks’ para tamu.
  • 4 lantai paling atas digunakan sebagai ruang keluarga, yang mana dari gedung ini dapat melihat Laut Arab. Kota Mumbai berada di pesisir pantai yang menghadap Lautan Arab disebelah Barat-nya.
  • Untuk merawat, menjaga dan menjalankan seluruh fungsi gedungnya, Mukesh Ambani mempekerjakan 600 orang pegawai…

Biografi Dr. Zakir Naik - Biodata dan Profil Lengkapnya 

Biografiku.com - Dalam artikel biografi kali ini, profil yang akan dibahas adalah biografi dari Dr. Zakir Naik. Siapa dia? Beliau merupakan salah satu pembicara muslim yang berasal dari India dan juga merupakan ahli perbandingan agama. Selain itu beliau juga merupakan seorang penulis yang banyak menulis buku mengenai islam dan perbandingan dengan agama lain. Nama lengkapnya adalah Zakir Abdul Karim Naik. Zakir Naik lahir pada tanggal 18 Oktober 1965 di Kota Mumbai, India. Ayahnya bernama abdul Karim naik. Zakir memulai pendidikannya dengan bersekolah di St. Peter's High School (ICSE) di kota kelahirannya yaitu Mumbai. Dari sana ia kemudian masuk di Kishinchand Chellaram College dan kemudian ke Topiwala National Medical College, di sekolah tersebut, ia banyak mempelajari mengenai ilmu kesehatan.
                 Dari Seorang Dokter Menjadi Pendakwah, Zakir Naik kemudian melanjutkan kuliahnya di University of Mumbai, India di jurusan Ilmu Kedokteran dan memperoleh gelar MBBS (Bachelor of Medicine Bachelor Of Surgery) setelah itu ia bekerja sebagai dokter di kota Mumbai. Namun kemudian pada tahun 1991, ia mengambil keputusan dengan berhenti sebagai dokter medis dan kemudian beralih menjadi seorang pendakwah Islam. Keputusannya menjadi seorang pendakwah terinspirasi dari Ahmed Deedat yang merupakan seorang pendakwah Islam yang aktif melakukan dakwah selama 40 tahun lebih.

Selain itu tujuan dari dakwah yang dilakukan oleh Dr. Zakir Naik adalah untuk menghilangkan pandangan negatif tentang islam oleh banyak orang anti-islam setelah tragedi serangan 11 september 2001 yang terjadi di Amerika Serikat. Selama aktif menjadi seorang pendakwah, Dr Zakir Naik sudah banyak berkeliling dunia mengunjungi banyak negara selama menjadi pendakwah. Dalam perjalanannya sebagai seorang pendakwah, debat atau ceramahnya paling banyak dilakukan di India dan rata-rata di hadiri oleh puluhan ribu orang dalam setiap ceramahnya. Ia sudah banyak mengadakan ceramah dan debat mengenai agama di banyak negara di dunia, dan ia biasa mengadakan ceramah atau debat di kota kelahirannya, Kota Mumbai, India.  Acaranya tidak hanya dihadiri oleh kaum muslim saja tetapi ada juga dari kristen, Hindu hingga Atheis yang ingin bertanya kepada Zakir Naik.

               Sejak Zakir Naik aktif mengadakan ceramah dan debat, banyak jurnalis dari India dan luar India yang menulis mengenai Dr. Zakir Naik, rata-rata mereka menulis kata-kata yang biasa dikeluarkan oleh Dr. Zakir Naik seringkali 'kejam', ada juga yag mengatakan bahwa Zakir Naik terkadang sering mencerca kepercayaan lain dan dunia barat secara umum.

                  Namun sejak aktif melakukan dakwah, Dr. Zakir Naik sudah banyak mengislamkan orang dengan dakwahnya. Rata-rata mereka masuk islam setelah selesai melakukan debat dengan mangajukan pertanyaan kepada Zakir Naik dan di jawab dengan luar biasa sesuai dengan logika oleh Zakir Naik dan terkadang penonton banyak memberi tepuk tangan atas jawaban Dr, Zakir Naik. Pada tanggal 1 April 2004, Dr. Zakir naik sempat melakukan debat publik dengan William Campbell dengan topik 'Islam dan kristen dalam Ilmu pengetahuan'. Keduanya membicarakan mengenai kesalahan-kesalahan ilmiah yang terdapat di dalam kitab suci. Dr. Zakir Naik juga pernah menantang Sri Paus untuk melakukan debat publik namun sampai sekarang belum pernah ada respon dari vatikan mengenai debat tersebut. Zakir Naik juga banyak menulis artikel mengenai Islam banyak dipublikan di banyak majalah di India salah satunya adalah Islamic Voice.
Hafalan Al Quran  dan Hadist Serta Pemahaman Kuat Terhadap Kitab-Kitab Agama Lain


Salah satu kemampuan yang dimiliki oleh Dr. Zakir Naik dalam melakukan dakwahnya adalah ia ingatannya yang kuat (hafalan) tentang alquran dan hadist bukhari muslim. Ia juga memiliki hafalan yang kuat terhadap kitab-kitab agama lain seperti kitab weda, tripitaka, bhagavad gita. Bahkan dalam banyak videonya di Youtube, Dr Zakir Naik terkadang mengoreksi kutipan dalam Injil atau Bibel yang biasa diajukan oleh penonton yang menghadiri ketika sesi bertanya. Dalam hal ini beliau juga memiliki pengetahuan atau hafalan yang baik terhadap kitab Injil.
                  Surat kabar Indian Express bahkan memasukkan nama Dr Zakir Naik kedalam daftar '100 orang India terkuat 2009'. Ia juga masuk dalam daftar '10 guru spiritual terbaik di India' dimana ia satu-satunya muslim dalam daftar tersebut. Beliau menikah dengan perempuan bernama Farhat Naik dan dari pernikahannya tersebut, beliau dikarunia dua orang anak bernama Fariq Zakir Naik dan Rushda Naik. Ia juga dikenal presiden dari Islamic Research Foundation dan juga pendiri Peace TV, Peace TV Bangla dan Peace TV Urdu.

Biodata Lengkap Dr. Zakir Naik
  • Nama Lengkap : Dr. Zakir Abdul Karim Naik
  • Lahir: 18 Oktober 1965 di kota Mumbai, India
  • Orang Tua : Abdul Karim Naik
  • Istri : Farhat Naik
  • Anak : Fariq Zakir Naik, Rushda Naik
  • Pendidikan: 
    • St. Peter's High School (ICSE)
    • Kishinchand Chellaram College
    • Topiwala National Medical College
    • University of Mumbai (Bachelor of Medicine Bachelor of Surgery)
  • Pekerjaan : 
    • Dokter
    • Penulis, 
    • Pembicara Publik (Dakwah)
  • Jabatan : 
    • President of Islamic Research Foundation
    • Pendiri Peace TV, Peace TV Bangla dan Peace TV Urdu
  • Penghargaan : 
    • King Faisal International Prize for Service to Islam tahun 2015
    • 10 Guru Spiritual Terbaik di India
    • 100 Orang India Terkuat 2009.
Itulah sedikit informasi mengenai Biografi Dr. Zakir Naik, semoga profil dan biodata lengkapnya dapat menjadi informasi yang bermanfaat bagi pembaca biografiku.com sekalian. Semoga bermanfaat :)

2 comments :

  1. setelah kejayaan pasti diiringgi kejatuhan dan kita masih tertidur, bangkitlah buanglah keseketarian diantara kita saatnya umat ini bersatu dan membangun islam kearah kejayaannya kembali. Allah SWT tak pernah meninggalkan kita tapi kitallah yang meninggalkan jalannya.

    ReplyDelete